Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anang Ma'ruf
TRIBUNSOLOM.COM, SUKOHARJO - Kuota sejumlah SMP di Kabupaten Sukoharjo saat PPDB 2023/2024 masih kurang meski tahapan penerimaan tersebut sudah selesai sejak Rabu (5/7/2023).
Kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sukoharjo, Heru Indarjo mengatakan permasalahan kekurangan kuota merupakan masalah yang klasik di tiap tahunnya.
"Permasalahan SMP yang kekurangan kuota, disebabkan adanya jarak tempuh perjalanan siswa dan keberadaan sumber daya manusia," kata Heru, Kamis (6/7/2023).
Menurutnya, evaluasi tahun ini pihaknya akan membenahi permasalahan termasuk dari sumber daya manusia (SDM).
Upaya yang diberikan, Heru menuturkan setiap kepala sekolah yang kekurangan kuota harus out of the box.
Baca juga: Rencana Dinas Pendidikan Sukoharjo Atasi SMP Sepi Peminat di PPDB : Kembangkan Sekolah Unggulan
Baca juga: Cerita Orang Tua Siswa Ikut Antre Daftar Ulang PPDB di Sukoharjo, Ngaku Lega Anak Dapat Sekolah
"Kepala Sekolah harus out of the box tidak hanya berpikir secara monoton, artinya setiap saat harus mempunyai inovasi," terangnya.
Sementara itu, upaya lainnya, Heru menjelaskan peningkatan kapasitas dari guru, kepala sekolah, dan juga berkaitan dengan inovasi terkait ekstra kulikuler.
"Satu-satunya yakni kegiatan religi keagamaan dan kedisiplinan," lanjutnya.
Meski kekurangan kuota, Heru mengatakan tak ada regrouping di SMP Sukoharjo, artinya meski kekurangan siswa kegiatan belajar mengajar tetap di laksanakan.
"Regrouping nanti masih kita evaluasi lagi, jika memang perlu sekali ya kita regrouping," tandasnya.
Menurutnya, tidak adanya siswa kebanyakan mereka dari rantauan dan sekolahnya di pondok pesantren.
Kembangkan Sekolah Unggulan
Sebelumnya, Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo menyiapkan sejumlah langkah untuk merespons sejumlah sekolah SMP yang sepi peminat saat pendaftaran peserta didik baru (PPDB) 2023.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sukoharjo, Heru Indarjo mengatakan pengembangan sekolah unggulan akan dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo.
"Sekolah unggulan tersebut nantinya berbasis Nasionalis religius, harapanya nanti dari sisi agama dan nasionalis siswa mendapatkan kan ilmu lebih baik," ujarnya kepada TribunSolo.com, Senin (3/7/2023).
Bahkan, Heru menyebut sekolah unggulan ini rencana akan diberikan di setiap satu kecamatan, satu sekolah di Kabupaten Sukoharjo.
Bukan tidak mungkin, akan ada lebih kurang 12 sekolah SMP unggulan nantinya.
Baca juga: Cerita Suraji, Antre 1 Jam Daftarkan Anak PPDB SMP di Sukoharjo, Demi Wujudkan Harapan Anak
Adapun faktor masih adanya sekolah SMP yang sepi peminat di PPDB 2023, salah satunya karena faktor geografi.
"Misalkan di SMP pelosok atau tepatnya di pinggiran Kabupaten Sukoharjo tiap tahunya sepi peminat," katanya.
Sepi peminat tersebut, di sebabkan tempat atau lokasi SMP terlalu jauh hingga akses ke tempat sekolah tersebut sangat sulit.
Selain sepi peminat, di dapati Kuota daya tampung yang diberikan juga terlalu sedikit.
"Misalnya di SMP N 3 Bulu, dari Kuota Zonasi dan lingkungan hanya 16, lalu Afirmasi hanya ada Kuota 12, perpindahan dan anak guru 2, sedangkan untuk prestasi hanya 2, total Kuota 32," terangnya.
Baca juga: Cerita Orang Tua Siswa Ikut Antre Daftar Ulang PPDB di Sukoharjo, Ngaku Lega Anak Dapat Sekolah
Faktor tersebut, sebabkan beberapa sekolahan yang berada di pelosok Sukoharjo sepi peminat.
Selain itu, Heru mengungkapkan untuk memenuhi satu kelas belajar hanya bisa menampung 32 peserta didik saja.
"Beberapa sekolahan, mungkin ada lima sekolah kalau tidak salah itu susah mendapatkan peminatnya," ujarnya.
"Mungkin letak sekolahnya, bahkan Kuota yang diberikan hingga jumlah penduduk yang tidak terlalu banyak, ditambah saat ini adanya sekolah Swasta," Lanjutnya.
Heru menambahkan, kedepannya akan berikan pantauan khusus kepada beberapa sekolah yang sepi peminat.
Pasalnya, banyak siswa yang mendaftarkan di SMP Negeri namun tidak diterima lalu pindah ke Swasta hingga luar daerah.
(*)