Dia mengaku seluruh halaman rumah warga punya pohon Matoa.
Buah yang harganya relatif stabil ini menjadikan buah matoa menjadi primadona.
"Untuk penjualan, itu pelanggan datang ke sini sendiri. Pembeli biasanya dari Solo," ujarnya.
Mutia, Warga lainnya mengaku bulan Agustus hingga awal September waktu yang tepat untuk datang ke kampung Matoa ini.
Sebab, awal Agustus saat panen pertama, dan pohon kembali berbunga beberapa saat kemudian.
"Ini panenan keduanya. Hasilnya juga lumayan. Dapat 50 kilogram pagi ini," tambahnya.
Totok Sudaryanto salah satu pelanggan mengaku kampung Matoan ini memiliki cita rasa buah yang lebih enak ketimbang matoa di tempat lain.
"Sumber mata air yang banyak. Menjadikan rasa buah yang lebih manis, buahnya besar-besar," pungkasnya. (*)