Gibran Bukan Kader PDIP

Singkat, Ini Tanggapan Gibran Soal Dirinya Ditegaskan Bukan Kader PDIP: Silakan Kalau Seperti Itu 

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gibran Rakabuming tiba di sentra perajin tembaga di Tumang, Cepogo, Boyolali, Sabtu (28/10/2023).

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Bakal Cawapres Koalisi Indonesia Maju (KIM) Gibran Rakabuming Raka mengaku pasrah atas pernyataan dari Ketua DPC PDIP Kota Solo FX Hadi Rudyatmo kepadanya.

Rudy menegaskan putra sulung Presiden Joko Widodo tersebut sudah tutup buku di PDIP.

"Ya itu silakan dari Pak Rudy kalau seperti itu," jelas Gibran secara singkat saat ditemui di kantornya, Senin (7/11/2023).

Seperti diketahui, FX Rudy sudah menegaskan kini putra sulung Presiden Joko Widodo tersebut tidak lagi menjadi bagian dari PDI Perjuangan.

Riwayatnya benar-benar telah berakhir dengan partai yang mengusungnya pada Pilkada Kota Solo 2020 lalu tersebut.

"Sudah tutup buku. Karena sudah mencalonkan, buku itu sudah ditutup. Kita fokus memenangkan Ganjar-Mahfud. Sudah tidak perlu bicara itu. Karena sudah mencalonkan," tegas Rudy saat ditemui di kediamannya, Senin (6/11/2023).

Ia pun menegaskan Gibran sudah bukan anggota PDI Perjuangan meski ia tidak mengembalikan KTA dan mengundurkan diri.

Sebab, ia sudah menyeberang dan dicalonkan melalui partai lain.

"Ya sudah jelas sudah ditegaskan beliau bukan anggota PDI Perjuangan. Kan otomatis pindah partai kok," terangnya.

Baca juga: Ketika Yenny Wahid Dukung Ganjar-Mahfud, tapi Suaminya Jadi Penasihat Tim Kampanye Prabowo-Gibran

Sejauh ini belum ada itikad yang ditunjukkan Gibran untuk mengembalikan Kartu Tanda Anggota (KTA) dan mengundurkan diri.

"Belum (mengembalikan KTA). Terserah (mengembalikan atau tidak). Itu etika saja," jelas FX Rudy.

Sebelumnya, ia mengirimkan surat resmi ke Wali Kota Solo tersebut melalui Sekretaris DPC PDI Perjuangan yang juga Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa.

Ia meminta Gibran mengembalikan KTA dan mengundurkan diri. Namun belum ada respon dari penerbitan surat ini.

"Suratnya bunyinya jelas. Untuk menghilangkan isu supaya ibu Mega tidak dianggap bermain di dua kaki dan Pak Jokowi tidak dianggap bermain di dua kaki saya hanya menyarankan. Namanya menyarankan tidak ada batas waktunya. Sudah tutup buku dan kita diminta fokus memenangkan Ganjar Mahfud," jelasnya.

Halaman
12

Berita Terkini