TRIBUNSOLO.COM - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebut aksi saling sindir antar capres cawapres jelang Pilpres 2024 adalah hal lumrah.
Namun kata Mahfud MD, aksi saling sindir harus disertai data.
“Ya nggak apa-apa, saling sindir kan tidak dilarang, asalkan punya data,” ucap Mahfud MD usai menghadiri diskusi dengan tema Peranan Hukum, Kamis (23/11/2023).
Baca juga: Peneliti BRIN Sebut Bawaslu Harus Tegas Usut Dugaan Pelanggaran Netralitas Perangkat Desa
Mahfud MD menilai aksi saling sindir yang dilakukan tidak berdasarkan data dinamakan fitnah.
Hal itu bisa dilaporkan ke polisi.
“Tapi kalau mau fitnah ya bisa dipolisikan, kan gitu aja,” ujar Mahfud.
Seperti diketahui, menjelang masa kampanye yang akan dimulai pada 28 November 2023, aksi saling sindir antar capres cawapres kian intens dipertontonkan.
Salah satunya dilakukan capres Anies Baswedan yang diusung oleh Koalisi Perubahan.
Baca juga: Diundang Dialog Publik Muhammadiyah Bareng Prabowo di Malang, Gibran Sebut Tak Bisa Hadir
Dalam sebuah acara, Anies mengatakan jika Muhaimin Iskandar, pasangannya di Pilpres 2024 bukanlah cawapres instan.
Anies Baswedan dalam pernyataannya tidak mengungkapkan siapa sosok cawapres instan yang dia maksud.
Di posisi cawapres saat ini, selain Muhaimin Iskandar, ada dua orang cawapres lagi yang ikut berkontestasi di Pilpres 2024 yakni Mahfud MD yang berpasangan dengan capres Ganjar Pranowo.
Lalu Gibran Rakabuming Raka yang berpasangan dengan capres Prabowo Subianto dan didukung oleh Koalisi Indonesia Maju.
(*)