TRIBUNSOLO.COM - Pasngan calon presiden dan wakil presiden nomor urut dua, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, mampu menggeser elektabilitas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar di DKI Jakarta.
Dominasi Prabowo-Gibran di DKI Jakarta tercermin dalam hasil survei terbaru yang dirilis oleh Indikator Politik Indonesia, Selasa (26/12/2023).
Survei tersebut memaparkan wilayah DKI Jakarta yang selama ini dikuasai pasangan Anies-Muhaimin sudah direbut oleh Prabowo-Gibran.
Baca juga: Prabowo Akui Keputusan Pinang Gibran Cawapres Penuh Risiko : Katanya Kurang Berpengalaman
Sementara itu, pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD masih tetap di urutan buncit.
Adapun persentasi suara pasangan Prabowo-Gibran di Jakarta versi hasil survei terkini Indikator Politik Indonesia di angka 45,1 persen.
Sedangkan Anies-Muhaimin 33,3 persen dan Ganjar-Mahfud 17,3 persen serta 4,3 persen lainnya tidak menjawab.
Prabowo-Gibran juga unggul di mayoritas wilayah lainnya, tak hanya di DKI Jakarta.
"Prabowo-Gibran keunggulannya merata, kecuali di Jawa Tengah dan DIY kalah sama Ganjar-Mahfud,” ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi saat merilis surveinya, Selasa (26/12/2023).
Terkait elektabilitas secara nasional di akhir Desember 2023 atau setelah dua kali pelaksanaan debat, pasangan Prabowo-Gibran juga unggul secara keseluruhan.
Baca juga: Pegang Komando Korps Gibran, Putra Jimly Asshiddiqie Siap Menangkan Prabowo-Gibran Sekali Putaran
Elektabilitas Prabowo-Gibran di angka 46,7 persen. Kemudian Ganjar-Mahfud 24,5 persen dan Anies-Muhaimin 21 persen.
Adapun survei Indikator Politik Indonesia yang digelar pada 23-24 Desember 2023 ini dilakukan lewat wawancara telepon.
Survei melibatkan 1.217 responden yang dipilih melalui kombinasi metode random digit dialing (RDD) sebanyak 265 responden, dan double sampling sebanyak 952 responden.
Margin of error survei diperkirakan sekira 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Versi Litbang Kompas
Dalam survei yang digelar pada 29 November-4 Desember 2023 dan dirilis pada 11 Desember 2023, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming memperoleh elektabilitas tertinggi secara nasional.
Melansir Kompas.com, secara nasional, pasangan nomor urut 2 itu memperoleh tingkat keterpilihan 39.3 persen.
Sedangkan posisi kedua adalah pasangan nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan tingkat keterpilihan 16,7 persen dan terakhir pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan tingkat keterpilihan 15,3 persen.
Suara Prabowo-Gibran naik di hampir seluruh wilayah Indonesia, tak terkecuali di DKI Jakarta.
Baca juga: Pastikan Hanya Terjadi di Taiwan, KPU Bakal Kirim Surat Suara ke Negara Lainnya Sesuai Jadwal
Meski begitu, pasangan yang diusung Koalisi Indonesia Maju (Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, PSI, PBB, Garuda dan Prima) itu masih kalah dari Anies-Muhaimin atau AMIN.
Sang capres yang sebelumnya menjabat Gubernur DKI (2017-2022) masih teguh menancapkan elektabilitasnya.
Sementara itu, elektabilitas Ganjar-Mahfud terus melorot di Jakarta.
Pada survei Litabang Kompas periode Agustus 2023, capres Anies Baswedan, belum berpasangan dengan Muhaimin, memperoleh tingkat keterpilihan 42,5 persen di DKI.
Kini, tingkat keterpilihan Anies yang sudah berpasangan dengan Muhaimin dan diusung Koalisi Perubahan (NasDem, PKB, PKS dan Partai Ummat) itu menjadi 28,6 persen.
Sementara, capres Prabowo saat belum berpasangan dengan Gibran pada periode Agustus 2023 mendapat tingkat keterpilihan di Jakarta sebesar 17,5 persen.
Kini, Prabowo yang berpasangan dengan Gibran, tingkat keterpilihannya melonjak pada Desember 2023 menjadi 26,8 persen.
Sementara capres Ganjar pada periode Agustus 2023 mendapat tingkat keterpilihan di Jakarta sebesar 25,0 persen.
Kini, elektabilitas Ganjar yang berpasangan dengan Mahfud MD dan diusung koalisi PDIP, PPP, Hanura dan Perindo itu turun menjadi 19,6 di Ibu Kota.
Survei Litbang Kompas dilakukan secara tatap muka terhadap 1.364 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi Indonesia.
Tingkat kepercayaannya mencapai 95 persen, margin of error penelitian ini +/- 2,65 persen.