Berita Boyolali

DBD Renggut Dua Nyawa di Boyolali, Warga Wonosamudro dan Wonosegoro

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi nyamuk.

Laporan Wartawan TribunSolo.com,com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM, BOYOLALI - Masyarakat sebaiknya lebih waspada dan menjaga kebersihan lingkungan.

Masyarakat juga perlu melakukan pembersihan sarang nyamuk (PSN).

Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Boyolali tinggi.

Di awal tahun ini saja, tercatat sudah ada 46 kasus dengan dua orang meninggal dunia.

Data Dinkes Boyolali tercatat ada 154 laporan yang masuk.

Rinciannya, terdapat 84 kasus demam dengue, 46 kasus DBD, tiga kasus demam shock syndrome dan 12 kasus lainnya.

Kemudian Ada satu orang di Desa Kalinanas, Kecamatan Wonosamudro yang meninggal dunia karena DBD pada Januari.

Kasus meninggal akibat terserang DBD juga terjadi di Desa Bojong, Wonosegoro.

Baca juga: Cegah Kasus DBD, Dinkes Sragen Akan Galakkan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk, Sekolah Disasar

Jadi total ada dua kasus kematian karena DBD di Boyolali.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Puji Astuti, mengatakan kasus DBD mulai naik diawal Januari.

Tren kasus DBD mulai naik pada minggu kedua Januari.

Kasus minggu pertama Boyolali tercatat ada sembilan kasus, minggu kedua tercatat ada 15 kasus, minggu ketiga tercatat 14 kasus, dan minggu keempat ada enam kasus DBD. 

"Benar, ada satu orang di Desa Kalinanas, Kecamatan Wonosamudro yang meninggal dunia karena DBD pada Januari," terangnya saat dihubungi TribunSolo.com, Senin (5/2/2024).

Dinkes telah melakukan penyuluhan, abatisasi selektif, PSN hingga fogging.

Pelaksanaan fogging difokuskan pada siklus pertama pada 15 Januari dan siklus kedua pada 22 Januari. 

"Khusus di Desa Kalinanas, sampai saat ini tidak ada kasus baru dan tetap dilakukan pemantauan pelaksanaan PSN," terangnya.  (*)

Berita Terkini