Kecelakaan Bus Rombongan Asal Sukoharjo

Tak Ada Firasat Buruk, Korban Selamat Kecelakaan Maut Bantul Soroti Bus, Diduga Tidak Sesuai Pesanan

Penulis: Anang Maruf Bagus Yuniar
Editor: Adi Surya Samodra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KOLASE FOTO : Wahyono korban selamat insiden kecelakaan bus maut di Bantul (kiri),relawan termasuk aparat kepolisian setempat sedang melakukan evakuasi bus Saestu Trans dengan nomor polisi E 7607 V yang terlibat laka tunggal di Bukit Bego, Kamis (8/2/2024) (kanan).

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anang Ma'ruf

TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Tidak ada firasat buruk yang dirasakan Wahyono (56), korban selamat insiden kecelakaan bus maut di dekat Bukit Bego, perbatasan Kelurahan Girirejo dan Mangunan, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kamis (8/2/2024).

Kendati demikian, dia menyoroti bus yang dipakai rombongan untuk piknik ke Puncak Becici dan Pantai Parangtritis. 

Menurut Wahyono, bus yang awalnya dipesan sebetulnya bukan itu. 

"Kalau firasat tidak ada, tetapi sebelum berangkat ke jogja pertama itu yang dipesan (bus) sebetulnya bukan itu, tetapi yang dikasih kok itu," terangnya, Jumat (9/2/2024). 

Sebagi peserta piknik yang dibiayai oleh perusahaan percetakan ia sebetulnya tidak mempermasalahkan busnya. 

"Iya kan, kami ini hanya ikut aja diajak piknik, jadi ya sudah adanya bus itu iya kita naik saja," paparannya.

Baca juga: Ratusan Orang Iringi Pemakaman Heru di Karanganyar, Ketua RT Korban Kecelakaan Bus Maut di Bantul

Baca juga: Di Balik Kecelakaan Maut di Bantul, Kernet Sempat Cek Mesin, Bus Rombongan Sukoharjo Mandek 7 Menit

Namun, apa daya.

Bus yang ditumpangi setidaknya 51 penumpang dan 2 crew bus itu berhenti mendadak setelah dari Bukit Becici Jogja. 

Perasaan aneh pun tidak terpikirkan oleh para penumpang dan tidak ada firasat buruk sedikit pun. 

Bus itu berhenti sekira 7 menit dan bus mulai berangkat.

Setelah menanjak sedikit ada jalan turunan, di saat turun itulah bus dengan kecepatan tinggi dan oling. 

Wahyono mengaku, saat itu suasana sudah panik tidak karuan, yang berada di depan lari kebelakang. 

"Sebetulnya saya itu duduk di belakang dekat pintu, bisa saja saya buka tapi saat itu bus berjalan dengan kecepatan tinggi saya kira itu 100 km/jam,  jadi saya hanya pasrah saja," tandasnya.

(*)

Berita Terkini