Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Ki Blacius Subono memiliki sumbangsih dalam bidang karawitan.
Itu disampaikan Rektor ISI Solo, I Nyomas Sukerna.
Subono memiliki latar belakang ahli karawitan.
Meski memiliki latar belakang itu, mendiang lebih banyak memiliki sumbangsih di pedalangan.
Pria kelahiran Klaten, 3 Februari 1954 ini belajar mendalang dari sang ayah, Yusuf Kiyatdiharjo.
Sejumlah naskah dan iringan pertunjukan wayang dibuat oleh mendiang.
Baca juga: Penghormatan Terakhir ISI Solo buat Blacius Subono, Jenazah Disemayamkan di Pendopo ISI Solo
Mendiang menerapkan ragam inovasi ke karya-karyanya.
Contohnya garapan gending pakeliran baru pada Wayang Kancil, Wayang Sandosa, Wayang Wahyu, dan Wayang Multimedia.
Karya mendiang pun menjadi langganan dalang-dalang kondang.
Diantaranya mendiang Ki Anom Suroto, mendiang Ki Enthus Susmono, serta mendiang Ki Manteb Sudarsono.
"Banyak membuat musik yang digunakan Pak Manteb, Pak Anom, Ki Entus dan dalang-dalang terkenal lain," jelas dia.
Menurutnya, mendiang Subono layak disebut Empu karena dia telah menyelesaikan penyusunan pakem gending karawitan di acara pernikahan.
"Memang layak beliau itu Empu. Kami memang merasa kehilangan," ungkapnya.
Baca juga: Istri dan Anak Ganjar Kirim Karangan Bunga Duka Cita Meninggalnya Pemeran Semar di Kampanye Ganjar
Mendiang Subono dulunya adalah seorang dosen di Kampus ISI Surakarta.