TRIBUNSOLO.COM - Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul, M Jamiluddin Ritonga, menyoroti perolehan suara Calon Presiden nomor urut 03 Ganjar Pranowo yang kini berada di posisi buncit versi hitung cepat atau quick count.
Perolehan suara Ganjar Pranowo-Mahfud MD itu disebut-sebut tidak sesuai dengan perolehan suara partai pengusungnya yakni PDI Perjuangan (PDIP) yang saat ini unggul jauh di quick count.
Adapun Ganjar Pranowo-Mahfud MD didukung PDIP, PPP, Perindo, dan Hanura.
Baca juga: Real Count Pileg DPR RI KPU RI : Pinka Haprani, Putri Puan, Sementara Raih 3.787 Suara di Jateng IV
Jamil menyebut, ada dua penyebab ketimpangan antara perolehan suara yang didapat Ganjar dengan partai-partai pengusungnya.
Pertama pemilihan capres lebih pada ketokohannya.
"Karena itu, orang memilih partai tertentu tidak selalu linier juga memilih capres yang diusungnya," kata Jamil saat dihubungi Tribunnews.com, pada Kamis (15/2/2024).
Dia pun menilai wajar jika suara PDIP tinggi sementara suara Ganjar terpaut jauh di bawahnya.
"Ketokohan Ganjar tidak sekuat partainya," ucapnya.
Baca juga: Data Pilpres 2024 Bawaslu Solo: Prabowo-Gibran Ungguli Anies-Cak Imin & Ganjar-Mahfud Tiap Kecamatan
Jamil lantas mengungkapkan alasan kedua.
Yakni sosok Ganjar hanya mendapat atensi yang bagus dari publik di dunia maya, bukan di kehidupan nyata.
"Ganjar sejak awal hanya moncer di media sosial, bukan di dunia realitas sebenarnya. Karena itu, wajar saja bila hasil yang diperoleh Ganjar tidak semoncer di dunia maya," ungkap Jamil.
Mengutip laman resmi KPU, PDIP berhasil meraih perhitungan suara paling tinggi di antara ke 17 parpol lain yang berkontestasi pada Pemilu 2024.
Selain PDIP, perolehan suara tertinggi disusul partai Golkar dan PKS.
(*)