TRIBUNSOLO.COM, SOLO - BPJS Kesehatan terus berinovasi, terbaru mereka mengembangkan suatu tools Analisis Terpadu Perluasan Kerjasama Faskes Berbasis Data Spasial dan Sistem Informasi Geografis (ATLAS SIG).
Adapun tujuan dikembangkannya ATLAS SIG adalah untuk melihat prioritas perencanaan perluasan fasilitas kesehatan di suatu wilayah.
“ATLAS SIG merupakan salah satu fitur di Aplikasi Health Facilities Information System (HFIS) untuk memvisualisasikan peta potensi perluasan kerja sama fasilitas kesehatan berbasis sistem informasi geografis,” ucap Kepala BPJS Kesehatan Cabang Surakarta, Debbie Nianta Musigiasari, dalam sambutannya pada kegiatan Koordinasi Peningkatan Mutu Layanan dan Perluasan Fasilitas Kesehatan, Jumat (1/3/2024).
Baca juga: BPJS Kesehatan Kembangkan Kompetensi Kader JKN Melalui Bimbingan Teknis dan Sertifikasi
Fitur ATLAS SIG dapat dimanfaatkan oleh fasilitas-fasilitas kesehatan yang akan mengajukan kerja sama dengan BPJS Kesehatan.
Fitur itu bisa dilihat di website BPJS Kesehatan pada menu layanan pendaftaran fasilitas kesehatan dan Aplikasi HFIS pada menu peta perluasan fasilitas kesehatan, serta menu penapisan awal.
“Fitur ini dikembangkan untuk menjawab pertanyaan para pemangku kepentingan terkait kebutuhan lokasi fasilitas kesehatan. Tak hanya itu, fitur ini juga mendukung keterbukaan informasi kepada publik terhadap wilayah-wilayah prioritas perluasan kerja sama fasilitas kesehatan yang tervisualisasi dalam bentuk peta, sehingga lebih transparan dan objektif,” katanya.
Dalam proses kerja sama fasilitas kesehatan dengan BPJS Kesehatan, dilakukan mapping profil dan analisa kebutuhan, harapannya agar dapat memenuhi akses kebutuhan kepada peserta di suatu wilayah.
Baca juga: BPJS Kesehatan Surakarta Gelar Rekonsiliasi, Tekankan Pentingnya PNS Daerah Dukung Program JKN
Pada prinsipnya, ATLAS SIG ini sangat dipengaruhi oleh inputan fasilitas kesehatan yang sudah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, karena pada waktu tahap profiling keluar, hasilnya sesuai dengan inputan data fasilitas kesehatan.
“Kami sampaikan kepada fasilitas kesehatan eksisting, pada waktu menginput data HFIS, agar dilakukan dengan sebenar-benarnya, dari jumlah dokter, dan titik lokasi harus sesuai. Karena titik lokasi akan mempengaruhi jumlah fasilitas kesehatan di suatu wilayah. Dashboard ATLAS SIG akan update setiap tanggal 15 bulan berjalan dan hanya menampilkan fasilitas kesehatan dengan status aktif,” tambahnya.
Sedangkan, untuk fasilitas kesehatan baru yang akan melakukan kerja sama dengan BPJS Kesehatan, dapat melakukan pendaftaran kerja sama melalui Aplikasi HFIS.
Saat fasilitas tersebut memenuhi pensyaratan untuk dilakukan kerja sama, fasilitas kesehatan menginput data-data awal, diantaranya adalah data administrasi wilayah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) kerja sama, data adminitrasi wilayah Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) kerja sama, data jumlah tenaga dokter umum di FKTP, data jumlah peserta terdaftar di FKTP, dan data jumlah tempat tidur di FKRTL.
“Harapannya, dengan analisa berdasarkan ATLAS SIG, perluasan fasilitas kesehatan dapat terakomodir sesuai kebutuhan wilayah agar akses pelayanan semakin mudah. Selanjutnya, komitmen perluasan kerja sama fasilitas kesehatan disepakati bersama dengan dinas kesehatan dan asosiasi fasilitas kesehatan dalam bentuk berita acara,” ungkapnya.
Ditemui dalam kesempatan yang sama, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Karanganyar, Sri Wahyuningsih, mengatakan ATLAS SIG ini merupakan suatu terobosan yang mengedapankan transparansi dalam kerja sama dengan fasilitas kesehatan.
“Tak hanya berguna untuk BPJS Kesehatan dan fasilitas kesehatan, tetapi juga membantu pemerintah daerah dalam membuat strategi mendekatkan pelayanan kesehatan dengan masyarakat, agar masyarakat dapat mudah mengakses pelayanan dapat terpenuhi. Sehingga, dapat dimungkinkan terjadinya pendirian rumah sakit atau FKTP baru,” ucapnya.
Per Januari 2024, total fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan Cabang Surakarta, yaitu FKTP sebanyak 383, FKRTL sebanyak 54, apotek sebanyak 24, laboratorium sebanyak sepuluh, dan optik sebanyak 14. (*/adv)