TRIBUNSOLO.COM – Pengamat sekaligus Direktur Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP) Indonesia, Neni Nur Hayati turut menyoroti disetopnya tayangan grafik di aplikasi Sirekap.
Sejak Selasa malam, KPU RI sudah tidak lagi memunculkan grafik perolehan suara.
Menurut Neni, menghilangkan grafik tersebut justru menambah masalah baru, bukannya menyelesaikan masalah.
"Sejak diketahui Sirekap bermasalah langsung seharusnya lakukan pembenahan secara serius meskipun memang itu hanya alat bantu."
Baca juga: Tayangan Grafik Perolehan Suara Disetop, PDIP dan Partai Nasdem Dorong KPU Audit Forensik Sirekap
"Menghilangkan Pie chart tidak menyelesaikan permasalahan malah justru menambah permasalahan baru," kata Neni dikutip dari Tribunnews.com.
Menurutnya, publik justru akan makin tidak mempercayai KPU sebagai salah satu lembaga penyelenggara Pemilu.
Neni juga menyarankan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) dapat mendorong KPU kembali memperlihatkan grafik atau diagram pada Sirekap.
"Bawaslu seharusnya merekomendasikan agar Sirekap tetap bisa dipantau oleh publik karena itu adalah hak publik untuk tahu," tegas Neni.
Selain itu, menurut Neni, persoalan teknis yang dialami Sirekap semestinya juga ditanyakan kepada pihak ketiga yang membuat aplikasi itu, yakni ITB.
Baca juga: Perludem: Tayangan Grafik Sirekap Dihentikan Timbulkan Masalah Baru
Neni mengatakan ITB seharusnya tak bisa lepas tangan begitu saja apabila ada eror dalam aplikasi tersebut.
"Seharusnya ketika sudah diketahui bermasalah langsung cepat tanggap menangani hal ini," kata Neni.
"Tapi sejak awal kontrak pengadaannya saja dipertanyakan dan tidak terbuka kepada publik, ini semakin menimbulkan banyak kecurigaan," ujar Neni.
(*)