TRIBUNSOLO.COM - Selama ini beredar anggapan jika banyak daging kambing bisa menyebabkan darah tinggi.
Mitos itu biasanya beredar ketika tiba Hari Raya Idul Adha.
Pasalnya, dalam momen Idul Adha, masyarakat mengolah daging kurban untuk dijadikan sate atau masakan lainnya.
Baca juga: Naik Honda Supra, Spiderman Asal Sukoharjo Jateng Kasih Kambing Kurban ke Anak Yatim Korban Covid-19
Namun benarkah terlalu banyak mengonsumsi daging kambing menyebabkan darah tinggi?
Bisa dipastikan anggapan yang selama ini beredar tersebut cuma rumor.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Habibie Arifianto membantah mitos daging kambing menyebabkan tekanan darah naik.
Melansir Kompas.com, dr Habibie menyebut dari berbagai macam penelitian, daging sapi tak terbukti berpotensi meningkatkan tekanan darah.
Baca juga: 5 Rekomendasi Warung Sate Kambing di Solo Jateng saat Momen Liburan, Bisa Cobain Sate Buntel
Lebih lanjut, dr Habibie menjelaskan jika yang berisiko meningkatkan tekanan darah seseorang adalah condiment atau bahan-bahan yang dipakai untuk mengolah daging kambing.
Umumnya saja, daging kambing yang akan diolah menjadi sate memerlukan garam, margarim, hingga kecap.
Bahan-bahan penyedap yang tinggi natrum akan membuat senyawa itu mampu mengikat banyak cairan yang mengalir bersama darah ke jantung.
Kondisi ini membebani kerja jantung sehingga meningkatkan tekanan darah.
Baca juga: Berkah Idul Adha 2024, Penjual Kambing Kurban di Karanganyar Jateng Laris Manis
Natrium yang berlebihan juga mengganggu keseimbangan dengan kalium dalam tubuh.
Padahal, keseimbangan natrium dan kalium diperlukan agar ginjal mampu membuang cairan berlebih dari tubuh.
Natrium yang berlebihan membuat ginjal tidak mampu membuang sisa cairan sehingga terjadi penumpukan di dalam tubuh yang dapat menimbulkan naiknya tekanan darah.
Lantas, apa penyebab tekanan darah tinggi?
Sementara itu, Dokter spesialis penyakit dalam dari RS Nirmala Suri Sukoharjo, dr. Mustopa menyampaikan beberapa faktor penyebab seseorang menderita darah tinggi.
- Pola hidup tidak sehat.
Jadi banyak pasien-pasien atau orang yang mengonsumsi makanan garam belebih, minuman beralkohol, makanan dan minuman yang kurang sehat atau berkolesterol tinggi bisa berpengaruh terhadap tekanan darah tinggi.
- Usia
Semakin tua usia, makin berisiko terjadi peningkatan tekanan darah.
- Keturunan
Apalagi jika orangtua misalkan ayah atau ibu memiliki tekanan darah tinggi, maka berisiko mengalami tekanan darah tinggi.
- Kondisi badan
Misalnya pada kondisi obesitas atau kegemukan bisa beriksiko terjadinya peningkatan tekanan darah.
- Penyakit lain di dalam tubuh
Misalnya penyakit metabolik seperti diabetes, kolesterol tinggi, penyakit jantung, ataupun penyakit metabolik di dalam tubuh juga bisa memicu terjadinya faktor risiko hipertensi.