Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Festival kuliner non-halal “Pecinan Nusantara” sempat ramai lantaran menuai protes dari kalangan ormas.
Kota Solo menuai sorotan karena belum memiliki peraturan daerah yang mengatur tentang toleransi.
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka pun mengaku sedang mengerjakan penyusunan perda ini.
Namun, menurutnya yang lebih penting bagaimana mengelola kerukunan antar warga.
“Itu nanti kami kejar (Perda Toleransi). Yang penting kan warganya,” jelasnya usai sidang paripurna, Senin (8/7/2024).
Baca juga: Gibran soal Bolak Balik Solo-Jakarta : Tidak Ada Hubungan Dengan Kaesang, Ngapain Endorse
Ia pun sempat meninggalkan mobil dinasnya di lobi depan Solo Paragon Mall tempat festival tersebut diadakan selama dua hari.
Mulai dari 6 Juli 2024 sampai 7 Juli 2024.
Setelah sempat ditutup sementara, festival kembali diadakan dengan sejumlah penyesuaian.
Ia mengaku tidak memiliki pesan khusus apa pun setelah melakukan aksi memarkir mobil dinasnya tersebut.
Menurutnya semua pihak bisa menerima festival tersebut setelah dialog dilakukan.
Baca juga: Saran Gibran ke Kaesang : Tak Maju Pilkada Jakarta, Pertimbangkan Lirikan Puan Buat Pilkada Jateng
“Oh ini udah (diambil mobilnya). Nggak ada (pesan khusus). Lha apa. Udah beres. Semua senang,” tuturnya.
Salah satu ormas yang memprotes festival ini yakni Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS).
Setelah diberi sekat penutup di tempat acara, ormas ini bisa menerima dan festival dilanjutkan.
“Ya kalau ada insiden seperti itu biasalah. Kan masukan-masukan dari teman-teman semua termasuk DSKS memberi masukan yang baik," jelas dia.
"Nggak apa-apa kok. Semua kooperatif. Teman-teman DSKS kooperatif semua,” tambahnya.
(*)