"Kondisinya mulai membaik di rumah sakit, hanya masih dalam pengawasan perawat dan anak itu seperti depresi," kata Arik.
Dijelaskan, anak tersebut sempat mendengar kabar bahwa temannya, FN, meninggal dunia.
Sehingga sempat menangis histeris.
"Anak itu sempat teriak-teriak karena temannya tidak ada (tewas). Saya sudah minta sekolah untuk mendampingi karena dari sisi psikologis memang butuh pendampingan," ujarnya.
Arik menyebut, semua siswa yang terlibat dalam insiden itu masih dalam kondisi syok. Mereka tidak menyangka kejutan yang diberikan saat ulang tahun malah berakibat fatal.
"Semuanya syok, tidak hanya anak-anak tapi para guru juga," tutur dia.
Artikel ini disadur dari Tribun Jogja