"Di tahun 2017 merekrut seniman memiliki kemampuan tidak lazim di wayang orang. Ada penari kontemporer, pemain film,"
"Itu semua direkrut. Akhirnya mempengaruhi bentuk pertunjukannya. Dimasuki tari kontemporer, cerita berkembang. Judul lagu pun bisa jadi lakon wayang. Lamunan lagu yang baru tren dijadikan lakon,” terangnya.
Dari upaya inilah dari yang sebelumnya hanya ditonton dua tiga orang bahkan tidak ada sama sekali menjadi ratusan.
Per hari pihaknya mencatat bisa 200 kursi terisi. Bahkan di akhir pekan kapasitas 700 kursi penuh diisi penonton.
"Sejak pandemi sudah tidak keluar karena sudah kita anggap promosi ke luar sudah cukup bagus hasilnya. Penonton luar kota mendominasi penonton kita. Sebelum pandemi pasti dari luar kota. Itu di tahun sebelum pandemi,” ungkapnya.
Baca juga: Program Susu Gratis Diuji Coba Pertama Kali di Banyumas Jateng, Sebelum Prabowo-Gibran Dilantik
(*)