Laporan Wartawan TribunSolo.com, Anang Ma'ruf
TRIBUNSOLO.COM, SUKOHARJO - Kampung Klurahan, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo, menjadi satu-satunya lokasi tempat pembudidayaan burung hantu di kota makmur.
Pada tahun 2013 silam, Kampung Klurahan dipilih Pemerintah Kabupaten Sukoharjo sebagai tempat konservasi burung hantu untuk membasmi hama tikus bagi petani.
Dengan adanya rumah konservasi burung hantu, Pemerintah Kabupaten Sukoharjo juga telah menyebar.
Setiap Kecamatan ada 300 rumah burung hantu yang diletakan di setiap persawahan milik petani.
jika ditotal ada 3.600 rumah burung hantu di seluruh Kabupaten Sukoharjo.
Rumah burung habtu ini diharapkan bisa membantu petani dalam pengurangan hama tikus, musuh para petani.
Selain sebagai budidaya burung hantu, konservasi rumah burung hantu ini guna memberikan ilmu terutama tentang Tyto Alba.
Kepala Bidang Penyuluhan Pertanian Dinas Pertanian dan Perikanan Pemkab Sukoharjo Susilo menuturkan, P4S Harmoni merupakan sebuah lembaga pelatihan yang dibentuk masyarakat.
Baca juga: Siapa Tuntas Subagyo? Pria yang Bisa Gagalkan Etik Suryani Lawan Kotak Kosong di Pilkada Sukoharjo
Tujuannya, untuk menularkan ilmu terutama tentang Tyto Alba. Baik kepada petani di Sukoharjo maupun dati daerah lain.
“P4S Harmoni itu sebetulnya memiliki spesifikasi untuk penangkaran dan karantina burung hantu saja, karena burung hantu harus ada intervensi dari manusia untuk dia tumbuh kembang. Apalagi burung hantu juga menjadi perburuan manusia. Jadi harus kita lindungi,” kata Susilo, Jumat (2/8/2024).
Terpisah, Ketua P4S Kampung Klurahan, Kandiman menjelaskan upaya karantina burung hantu dilakukan sejak 2013.
Kala itu, banyak petani yang mengeluhkan serangan hama tikus di lahan pertanian yang kian merajalela.
Kalangan petani merugi besar lantaran hasil panen tak maksimal akibat serangan hama tikus.
"Kemudian, para petani berinisiatif untuk melakukan karantina burung hantu. Awalnya tidak terlalu banyak karena tujuannya hanya mengurangi hama tikus di sawah," terangnya.