TRIBUNSOLO.COM, SEMARANG - Kematian Dokter Aulia Risma Lestari (30) yang merupakan Dokter PPDS Anestesi UNDIP pada Senin (12/8/2024), berdampak panjang.
Dokter Aulia dikabarkan depresi karena mengalami bullying dari seniornya.
Isu itu mencuat pasca buku hariannya ditemukan.
Sejumlah kasus bullying kemudian beredar di media sosial.
Termasuk daftar dokter yang diduga melakukan bullying kepada juniornya di PPDS.
Baca juga: Rektor Undip Semarang Bantah Kematian Aulia Risma karena Dipicu Perundungan, Polisi Turun Tangan
Ternyata, kasus perundungan yang turut menyeret RSUP Kariadi serta Universitas Diponegoro atau UNDIP dalam program Pascasarjana Kedokteran bukanlah pertama kalinya.
Pada 5 Maret 2024 lalu pihak RSUP Kariadi maupun UNDIP program pascasarjana Kedokteran telah dilaporkan oleh Agus Pranki Pasaribu, S.H.,M.H. serta Ismael Sirait, S.H kepada Kementrian Kesehatan Republik Indonesia yakni Budi Gunadi Sadikin selaku Menteri Kesehatan RI.
Dalam laporannya tersebut pihak pelapor mengungkapkan pokok permasalahannya yang bertuliskan:
"Adapun pokok permasalahan yang terjadi sehubungan dengan dugaan tindakan / perbuatan PERUNDUNGAN YANG DALAMI BEBERAPA MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN KEDOKTERAN SPESIALIS (ppds) GIZI KLINIS ANGKATAN-26 DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO-SEMARANG dan RUMAH SAKIT KARYADI SEMARANG patut diduga telah terjadi perundungan yang dialami oleh beberapa mahasiswa spesialis Gizi Angkatan -26 (cukup disebut "KORBAN").
Perundungan yang dialami KORBAN terjadi dalam kaitannya dengan hubungan antara mahasiswa baru (in case Angkatan 26) dengan "MAHASISWA SENIOR / ANGKATAN -25 maupun hubungannya dengan pihak KONSULEN pada saat praktik di RUMAH SAKIT PENDIDIKAN KARYADI SEMARANG" tulis keterangan dalam surat pelaporan tersebut.
Diketahui jika pelapor melaporkan adanya beberapa dugaan perundungan yang dilakukan oleh terlapor baik secara verbal maupun non verbal.
Diketahui bentuk perundungan tersebut diantaranya secara verbal atau komunikasi langsung hingga melalui pesan whatsapp.
Dalam laporan tersebut turut dijelaskan bentuk perundungan yang dialami korban:
Baca juga: Terungkap, Alasan Sandra Dewi Sempat Tutup Akun Instagram, Tak Tega Anak Ikut Kena Bully Netizen
"KOMUNIKASI TIDAK LANGSUNG:
Melalui group WA pihak konsulen seringkali mengajak mahasiswa berkomunikasi tanpa mengenal batas waktu, bahkan pihak Konsulen mengirimkan dalam bentu WA terkait jadwal-jadwal aktivitas mahasiswa spesialis untuk pendampingan.