Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Ditutupnya pabrik tekstil PT Kusumahadi grup di Karanganyar yang merupakan bagian dari anak perusahaan Danar Hadi grup, berdampak panjang,
Nasib para buruh dari perusahaan itu kini terlunta-lunta pasca 6 bulan gaji mereka masih belum dibayarkan.
Ketua KSPN Karanganyar Haryanto mengatakan penutupan pabrik tersebut tak lepas dari pandemi Covid-19 yang melanda.
Pada tahun 2019 sampai 2020 terjadi kegoyahan hingga 21 April 2024 pabrik itu operasinya resmi ditutup.
Baca juga: Buruh Tekstil di Karanganyar Protes Tak Digaji 6 Bulan, Perusahaan Selalu Berdalih Tunggu Investor
"Penutupan pabrik salah satunya dipicu kesalahan dari manajemennya karena perusahaan sebenernya bagus awalnya, kalau masalah eksternal kecil tapi karena manajemen yang salah jadi fatal," kata dia.
Ia mengatakan akibat penutupan ketiga pabrik tekstil tersebut berimbas pada nasib para buruh yang bekerja di dalamnya.
Mereka tak diberikan gajinya selama 6 bulan secara penuh.
"Dari mediasi pemerintah daerah, surat menyurat kepada komisaris, itu mentok, sebagai kekecewaan kami dan keinginan dari kawan-kawan buruh, memasang spanduk tersebut," kata dia.
"Kami minta pada Pemkab Karanganyar agar menertibkan sanksi untuk perusahaan, namun dari pihak perusahaan tidak ada respon, hanya menjawab mencari pemodal jawaban klasik," ucap dia.
Baca juga: Gaji 6 Bulan Tak Dibayar, Buruh Tekstil di Karanganyar Jateng Protes Pasang Spanduk di Depan Pabrik
Kini, para buruh tekstil di Kabupaten Karanganyar itu meminta pihak perusahaan untuk melunasi hak-haknya yang tak kunjung dibayar oleh PT Kusumahadi grup.
Diketahui, perusahaan tersebut merupakan bagian dari anak perusahaan Danar Hadi grup.
Ketua KSPN Karanganyar Haryanto mengatakan ada 3 anak perusahaan dari Danar Hadi grup yang tutup beroperasi.
"Kusumahadi merupakan satu grup Danar Hadi, dan tiga anak perusahaannya Kusumahadi Santosa, Kusuma Putra dan Pamong Spinning Mills yang tutup," kata Haryanto, Minggu (22/9/2024).
Haryanto mengatakan, sebelum operasinya resmi ditutup, tiga pabrik tekstil ini berjaya.
Bahkan, jumlah karyawan Kusumahadi Santosa mencapai 1500an orang dan Kusuma Putra Santosa sekira 700san.
Namun kejayaan tersebut goyah saat Covid-19 melanda.
(*)