Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Baznas Sragen dan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati buka suara soal bagi-bagi sembako.
Mereka menyebut tidak ada tendensi politik seperti yang disoal oleh tim Sigit-Suroto.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Baznas Sragen, Mustaqim mengatakan, penggunaan desain kupon dan tas sembako berwarna merah, menurutnya bukan suatu simbol tertentu.
"Kuponnya kan warna merah, ada putih, itu bendera negeri, untuk tas, kan isinya bermacam-macam, warnanya yang merah ngepasi saja, stok tahun kemarin masih banyak," jelasnya.
Sementara itu, Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan tidak ada tendensi apapun, soal pembagian sembako yang dilakukan jelang Pilkada.
"Sebenarnya kegiatan Baznas ini tidak hanya tahun ini saja, tahun lalu dan tahun lalunya lagi tetap kita lakukan," jelasnya.
"Karena uangnya Baznas cukup banyak, karena keasadaran para ASN, perangkat desa, kepala desa, tambah Pak RT, jadi uangnya cukup terkumpul," tambahnya.
Ia menambahkan penyaluran hasil pengumpulan zakat tersebut memang segera harus dilakukan.
Karena apabila dilakukan pasca Pilkada 2024, maka waktu penyaluran sembako tidak cukup.
Pasalnya, cakupan penerima manfaat semakin banyak, dan tersebar di 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Sragen.
"Kalau beberapa tahun lalu, ditasyarufkan itu setahun sekali, kalau sekarang karena dananya terkumpul banyak, cakupannya juga banyak yang diberi, sehingga 2 kali pentasyarufan," katanya.
"Apabila nanti menunggu Pilkada selesai, penyalurannya tidak selesai, uangnya terlalu banyak malah tidak boleh," pungkasnya.
Baca juga: Truk Muatan Gas Melon Hantam Gapura di Boyolali Jateng, Warga Dengar Suara Benturan
Curiga Ditarik ke Politik
Kegiatan pembagian paket sembako yang dilakukan oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Sragen di tengah tahapan Pilkada 2024 disoal.
Yang mempersoalkan adalah tim pemenangan pasangan calon Sigit Pamungkas-Suroto.
Ketua Divisi Advokasi dan Hukum Tim Pemenangan Sigit-Suroto, Rus Utaryono menganggap Baznas Sragen telah ditarik untuk melakukan politik praktis.
Hal tersebut merujuk pada desain yang dibagikan kepada penerima manfaat.
Dimana, kupon tersebut dicetak berwarna merah, putih, dan hijau.
"Masa sampai seperti ini, kapan Baznas punya simbol merah? ini sudah menelisik dari simbol Baznas nasional, sejak kapan simbolnya warna merah?," ujarnya kepada TribunSolo.com.
"Ini ditarik dengan kepentingan politik, dugaan kami, orang-orang Baznas, saking lugunya dimanfaatkan rezim, tas sembakonya juga merah, itu termasuk dinamika untuk kepentingan politik di Pilkada," sambungnya.
Rus meminta kepada pengelola dan pengurus Baznas Sragen untuk bekerja sebagaimana mestinya.
Ketua Divisi Kampanye Kreatif Tim Pemenangan Sigit-Suroto, Eko Wijiyono juga mempersoalkan mengenai proses pembagian sembako yang diambil dari zakat ASN.
Menurutnya, seharusnya penyaluran zakat dilakukan oleh petugas lembaga zakat itu sendiri.
"Karena yang namanya zakat, lembaga filantropi itu untuk membagikan zakat harus disurvei sendiri, oleh amil, petugas lembaga zakat harus datang ke rumahnya," terangnya.
"Tetapi, pembagian akhir-akhir ini mereka tidak melakukan itu, tapi dipasrahkan orang-orang tertentu untuk mendata dan dibag saja," tambahnya. (*)