"Yang diambil amplifier, amplifiernya masih baru, karena masjidnya juga baru, kejadiannya bulan kemarin," kata Ibnu.
Menurut Ibnu, aksi pencurian sudah lama tidak terjadi di desanya.
Namun, kali ini, aksi pencurian kembali marak.
Atas maraknya kejadian pencurian di area masjid, Ibnu menyarankan agar isi kontak infak untuk diambil setidaknya seminggu sekali.
"Sehingga bisa mengurangi nominal di dalam kotak infak, apabila ada orang yang mencurigakan bisa dipantau, kalau tertangkap basah, langsung lapor ke pihak berwajib," imbaunya.
Tak hanya di Desa Kadipiro, Kecamatan Sambirejo, aksi pencurian kotak infak juga terjadi di musala Al Ikhlas, yang ada di Kampung Ringinanom, Kelurahan Sragen Kulon, Kecamatan Sragen.
Bahkan, aksi pencurian tersebut baru terjadi pagi tadi, pada Rabu (16/10/2024).
Warga sekitar, Yono (59) mengatakan ia mengetahui aksi pencurian tersebut, setelah melihat lantai masjid yang banyak berceceran darah.
"Lalu saya tanya ini darah siapa, lalu dijawab oleh salah satu warga, bahwa itu darah teman suami warga tersebut, saat tahu, terduga pencuri sudah dibawa ke Puskemas," ujarnya.
Yono mengatakan bahwa darah tersebut, bukan karena luka amukan massa.
Melainkan, akibat pelaku yang membuka kotak infak yang terbuat dari kaca, dengan cara dipukul dengan menggunakan tangan kosong.
Dimana sebelumnya, kotak infak tersebut diletakkan di dalam masjid.
"Bukan karena dipukuli, berdarah karena mau ambil kotak amal, dipecah pakai tangan kayaknya, darahnya juga ada di dalam etalase kotak amal," jelasnya.
"Kalau isinya tidak tahu berapa, kemarin sudah diambil, ini diisi lagi, mungkin sedikit isinya," tambahnya.
Pelaku pencurian sempat diamankan warga agar tidak menimbulkan keramaian, Ketua RT setempat kemudian menghubungi petugas kepolisian. (*)