Viral

Siapakah Doktif yang Viral di TikTok, Ungkap Produk Skincare yang Overclaim, Dianggap Bantu Netizen

Penulis: Tribun Network
Editor: Rifatun Nadhiroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Doktif viral di TikTok

TRIBUNSOLO.COM - Media sosial muncul sosok seorang wanita dengan mengenakan topeng, dan mengungkap sejumlah produk skincare yang overclaim.

Ia menyebut dirinya sebagai Doktif atau Dokter detektif.

Akun Tiktoknya yang bernama @dokterdetektif memiliki 1,5 juta pengikut.

Sedangkan overclaim yang dimaksut adalah ada produk skincare yang menyebut produknya mengandung retinol beberapa persen namun ternyata tak mengandung retinol sama sekali.

Baca juga: Nicholas Sean Jalani Sumpah Dokter Setelah Veronica Tan Jadi Wamen: Ucap Terima Kasih pada Ahok

Dalam konten-kontennya, Doktif selalu mengenakan jilbab dan juga topeng di area mata.

Doktif membuat konten review berbagai skincare yang sedang viral dan melakukan tes lab ke skincare itu.

Setelah diuji lab, kandungan dalam skincare itu tak sesuai dengan label kemasan.

Sehingga skincare itu dianggap overclaim. 

Bahkan beberapa skincare juga mengandung merkuri dan hidrokuinon.

Hidrokuinon sendiri bisa digunakan asal dengan resep dokter.

Namun konten Doktif ini ditanggapi negatif oleh beberapa pengusaha skincare yang diuji oleh Doktif.

Baca juga: Viral Juru Parkir Minta Rp100 Ribu ke Jemaah Haul Habib Ali di Solo, Tak Berkutik saat Ditangkap

Sehingga nama Doktif terus menjadi pembicaraan.

Sementara itu, saat diundang dalam podcast Denny Sumargo, Doktif mengaku ingin membersihkan bisnis dunia skincare yang dianggap kotor.

"Tujuan Doktif di sini untuk menciptakan kolam skincare bisnis skincare menjadi lebih sehat. Barulah di situ Doktif ikut berkompetisi," jawabnya.

"Membersihkan dunia perbisnisan yang sangat kotor ini. Kalau yang jaman dulu heboh dengan kandungan yang berbahaya dan merkuri. Banyak dokter yang speak up, bicara tapi banyak juga pwner yang melakukan nggak ngelakui ngeles,"

"Karena kalau ketahuan hidrokuinon, mereka bilangnya palsu. Sulit untuk memberantas itu," papar Doktif.

(*)

Berita Terkini