Pihaknya pun menunggu respon dari pemerintah pusat.
Beruntung, Pemkab Boyolali dan Pemprov Jateng telah memberikan respon dengan menyampaikannya ke pemerintah pusat.
"Hari Senin rencana ditindaklanjuti dengan pemanggilan IPS-IPS (Industri Pengolahan Susu)," jelasnya.
Harapannya, permasalahan ini segera diselesaikan.
Sebab, sudah berapa ratus ton saja susu yang dibuang karena tak tertampung.
"Sehari buang 30 ribu liter. Satu Liter susu katakanlah Rp 8 ribu. Sudah berapa miliar uang yang harus ditanggung pengepul susu," jelasnya.
Beban biaya semakin lama akan membuat koperasi tak kuat menanggung beban yang berujung pada matinya koperasi.
Dampaknya susu dari peternak tak terbeli.
"Terus peternak ini mau dibawa kemana susunya. Padahal jumlahnya signifikan. Peternak akan berhenti dari dunia peternakan," ujarnya.
Padahal, peternak sapi perah menjadi sumber utama ekonomi keluarga.
Para peternak dengan populasi sapi di atas 6 ekor tak bisa bekerja di sektor lain.
"Artinya peternak tidak bisa kerja di sektor lain. Karena waktu sudah habis di kandang," jelasnya.
(*)