Jembatan Mondokan Sragen Putus

Pelajar di Perbatasan Jateng dan Jatim Senang, Jembatan Darurat di Gondang Sragen Pangkas Jarak

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jembatan Darurat menghubungkan akses Jawa Tengah dan Jawa Timur di Desa Tunggul, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen.

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Jembatan darurat untuk menghubungkan akses Jawa Tengah dan Jawa Timur di Desa Tunggul, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen sudah bisa dilintasi sejak Sabtu (11/1/2025) sore.

Kini, jembatan tersebut pun dimanfaatkan warga, baik untuk aktivitas sekolah, bekerja, maupun bertani.

Nampak, pada Selasa (14/1/2025) pagi, jembatan tersebut ramai dilewati warga, terutama para pelajar.

Salah satu pelajar, Fathir mengatakan dengan adanya jembatan darurat tersebut, ia bisa berangkat sekolah sedikit lebih siang.

Fathir yang merupakan warga Desa Sambi, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen ini bersekolah di SMK di Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi.

"Sebelum ada jembatan darurat berangkat dai rumah jam 06.20 WIB, kalau sekarang jam 06.40 WIB, selisih 20 menit," katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (14/1/2025).

Baca juga: Jembatan Darurat Penghubung Jateng-Jatim di Gondang Sragen Selesai Dibangun, Pengendara Harus Antre

Menurutnya, dengan adanya jembatan darurat ini, ia tidak perlu lagi memutar dengan jarak yang lebih jauh lagi.

"Kalau memutar lewat Gamping jarak tempuhnya 15 kilometer, kalau lewat sini 10 kilometer," ujarnya.

Meski hanya terbuat dari bambu, keberadaan jembatan darurat tersebut juga dirasakan oleh Sastro Paiman.

Saat ditemui TribunSolo.com, Sastro Paiman baru pulang dari mencari rumput.

"Iya terbantu, sebelum ada pembangunan, lewatnya sini, kalau dulu lewat Gamping, kalau sini lebih dekat," kata Sastro Paiman.

"Ini tadi mengantar istri dulu berjualan ke Pasar yang ada di Sine, pulangnya sekalian cari rumput, kalau lewat Gamping 1 kilometer lebih jauh," sambungnya.

Salah satu penjual sayur keliling, Susanto mengaku dengan keberadaan jembatan tersebut, ia bisa menghemat uang Bahan Bakar Minyak (BBM) Rp 5.000.

"Kalau lewat memutar itu nambah Rp 5.000, jadi Rp 25.000, biasanya untuk pulang pergi uang bensin itu Rp 20.000 jika lewat akses jalan ini," ujarnya.

Meski terlihat sempit, barang daganganya tidak ada yang menyangkut pada pembatas jembatan.

"Tidak ada yang nyangkut, karena masih sisa di kanan kirinya," pungkasnya. (*)

Berita Terkini