Berita Menarik

Alasan Mengapa Bulan Juni Dipilih Calon Pengantin untuk Menikah, Simak Kata Pengamat Budaya

Penulis: Tribun Network
Editor: Rifatun Nadhiroh
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

HANTARAN PERNIKAHAN - Peserta mengikuti kelas praktek dalam pelatihan membuat hantaran pernikahan di Hotel Pelangi, Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (15/5/2024). Berikut doa agar segera dipertemukan jodoh di bulan Ramadhan. (SURYA/PURWANTO)

TRIBUNSOLO.COM - Bulan Juni biasanya akan banyak undangan pernikahan yang beredar.

Bukan tanpa alasan mengapa bulan pertengahan tahun jadi pilihan untuk calon pengantin menikah.

Menurut Pengamat Budaya dan Sejarah Universitas Sebelas Maret Solo (UNS) Tunjung W Sutirta, bulan Juni bukan menjadi patokan untuk melakukan hajatan.

Namun bagi penanggalan Jawa, bulan Juni adalah adalah bulan Besar.

Baca juga: Al Ghazali Nikah Bulan Juni, Maia Estianty Singgung Soal Masa Lalu Pernah Melepas Putranya

"Bukan bulan Juni yang jadi patokan, tetapi bulan dalam penanggalan Jawa itu bulan Besar. Kebetulan bulan Besar itu bertepatan dengan bulan Juni," ujar Tunjung pada TribunSolo.com, Jumat (28/6/2024).

Tunjung menjelaskan bila tradisinya, memiliki hajatan akan afdol bila dilakukan pada bulan Besar atau Dzulhijah.

"Karena, bulan berikutnya adalah bulan Suro. Yang bagi orang Jawa merupakan bulan pantangan untuk menggelar hajad," jelasnya.

Tunjung memaparkan bila tradisi Sinkretisme, merupakan memadukan peristiwa dalam Islam dengan budaya.

"Dimana, ada harapan jika hajad terutama menikah di bulan dzulhijjah atau bulan besar agar mendapat keberkahan," kata Tunjung.

"Sebagaimana peristiwa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW menikahkan putrinya, Fathimah dengan Ali bin Abi Thalib pada awal Bulan Dzulhijjah atau Sasi Besar dalam Jawa," pungkasnya.

Baca juga: Sebelum Al Ghazali Menikah, Maia Estianty Minta Sang Putra Jangan Pernah Sakiti Hati Perempuan

(*)

 

Berita Terkini