TRIBUNSOLO.COM, JAKARTA - Pakar telematika Roy Suryo membeberkan ijazah pendidikannya mulai dari S1 dan S2 di Universitas Gadjah Mada (UGM) hingga S3 di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Roy Suryo menegaskan ijazahnya dari S1 sampai S3 adalah asli.
Dia mengungkapkan soal ijazahnya itu saat menjalani pemeriksaan di Mapolda Metro Jaya, Kamis (15/5/2025), di tengah panasnya polemik ijazah Presiden Joko Widodo.
Baca juga: Roy Suryo Anggap Lucu Ijazah Jokowi Diantar Adik Ipar ke Bareskrim Polri : Cuma Diperlihatkan Saja
Di tengah polemik ijazah yang kini menjerat Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi), Roy Suryo menceritakan ihwal kisah hidupnya, mulai dari pendidikannya hingga pekerjaannya.
Termasuk soal dia yang pernah menjabat sebagai Menpora.
"Banyak soal bagaimana dulu hidup saya, kisah saya. Saya SD, SMP, SMA, ada ijazah sesuai ya. Kemudian S1 UGM asli, S2 UGM asli, S3 UNJ asli. Saya jelaskan semua. Kemudian, apa profesi saya sekarang. Saya profesi sekarang sebagai konsultan telematika dan multimedia. Bahkan saya juga menjelaskan perjalanan hidup saya," ujar mantan politisi Partai Demokrat itu.
Selain itu Roy juga mengaku dicecar terkait video hingga peristiwa yang terjadi pada 26 Maret lalu.
Walau demikian, Roy tak menjelaskannya secara rinci.
Pengacara Roy Suryo Minta Jokowi Perlihatkan Ijazah
Pengacara Roy Suryo, Ahmad Khozinudin, memberikan sarannya kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) soal polemik ijazah yang tak berkesudahan ini.
Ahmad Khozinudin meminta Jokowi agar menuruti kata Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, yaitu tunjukkan ijazah aslinya.
Menurut Ahmad, hal itu bisa membantu Ir. Kasmudjo, dosen pembimbing akademiknya semasa kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Baca juga: Pernyataan Roy Suryo Sebelum Diperiksa Polisi soal Ijazah Jokowi : Kami Ini Hanya Masyarakat
"Saya membuat tulisan atau artikel ya dengan judul kalau Jokowi mau menolong Kasmudjo, UGM dan seluruh rakyat Indonesia, ya sederhana, ikuti arahan Megawati. Dengan cara apa? Ya tunjukkan ijazahnya," kata Ahmad, dikutip dari tayangan video yang diunggah di kanal YouTube Langkah Update, Kamis (15/5/2025).
Dia lantas menilai, apabila betuk Jokowi berniat membantu Kasmudjo, bukan dengan cara memberi bantuan hukum.
Jokowi katanya cukup menunjukkan ijazah aslinya kepada publik.
Langkah Jokowi ini apabila dilakukan menurut Ahmad, bisa meringankan Kasmudjo.
Selain itu, Jokowi bisa menjaga nama baik almamaternya dalam hal ini Universitas Gadjah Mada.
Baca juga: PDIP Minta Pendukung Jokowi Tak Baper usai Megawati Sindir Ijazah: Tidak Spesifik Bahas Ijazah Palsu
Masyarakat juga tak perlu gaduh lagi mempertanyakan ijazah Jokowi asli atau palsu.
"Jadi kalau mau menolong Kasmudjo, menolong UGM, menolong seluruh rakyat, itu bukan dengan memberikan bantuan hukum terhadap Kasmudjo, bukan mem-back up secara hukum, begitu. Tinggal dia tunjukkan ijazah aslinya, itu akan menolong UGM semudah itu," kata Ahmad.
"Karena UGM jadi tidak mendapatkan tuduhan seolah-olah melindungi ijazah Jokowi yang palsu. Kenapa masyarakat sampai hari ini meyakini ijazah itu palsu? Karena memang tidak pernah ditunjukkan," lanjutnya.
Ahmad lantas membahas soal jazah Jokowi yang dia bawa ke Bareskrim Mabes Polri.
Baca juga: Di Solo, Jokowi Bahas Pemilihan Ketum PSI via e-Voting Hingga Gagas Parpol Tak Perlu Kantor Fisik
Menurutnya, tujuan Jokowi membawa ijazahnya itu sekadar unruk proses uji laboratorium forensik.
Sementara Jokowi belum bisa meyakinkan publik jika ijazahnya seratus persen asli.
"Belakangan malah ditunjukkan ke penyidik Bareskrim Mabes Polri. Tapi konteksnya bukan untuk meyakinkan publik bahwa ijazah itu asli, tapi dalam konteks untuk dites laboratorium forensik yang kita juga meragukan hasilnya," jelasnya.
Sementara itu, Ahmad mewakili Roy Suryo dkk sudah mengambil sikap.
Mereka tegas menolak proses uji laboratorium forensik terhadap ijazah Jokowi, karena dianggap tak kredibel dan akuntabel.
"Dan terakhir kita sudah ambil sikap, bahwa tes yang tidak melibatkan pihak-pihak lain itu tidak kredibel, tidak akuntabel. sehingga ketimbang kita menolak nanti setelah diumumkan, ya kita menyatakan menolak proses dan hasil dari proses itu," paparnya.
"Jadi sebenarnya ada cara yang simpel, tapi malah berbelit-belit dan itu yang kemudian meyakinkan publik, jangan-jangan memang nggak ada ijazah aslinya," tandasnya.
(*)