TRIBUNSOLO.COM, JAKARTA - Ahli digital forensik Rismon Sianipar angkat bicara terkait langkah mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Sofian Effendi, yang tiba-tiba mencabut seluruh pernyataannya soal dugaan kejanggalan ijazah Joko Widodo (Jokowi).
Sebelumnya, dalam wawancara yang ditayangkan kanal YouTube Langkah Update pada 16 Juli 2025, Prof. Sofian sempat membuat pernyataan mengejutkan.
Ia mengklaim bahwa Jokowi tidak lulus program S1 di UGM dan menyebut ijazah yang dimiliki Presiden ke-7 RI itu diduga milik kerabatnya, mendiang Hari Mulyono, suami dari Idayati, adik Jokowi.
Baca juga: UGM Curiga Ada Pihak Sengaja Giring Opini Mantan Rektor soal Ijazah Jokowi: Keliru dan Tidak Benar!
Namun, sehari kemudian, Sofian justru merilis klarifikasi tertulis, menarik semua ucapannya, serta menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pihak.
Menanggapi hal ini, Rismon menyatakan keheranannya atas perubahan sikap Sofian yang terjadi dalam waktu singkat.
Ia menduga ada tekanan besar yang diterima Prof. Sofian setelah pernyataannya viral dan menimbulkan polemik publik.
"Bagaimana mungkin seorang pemimpin UGM dalam 1x24 jam itu bisa berubah?" kata Rismon dalam pernyataannya, Jumat (18/7/2025), dikutip dari YouTube Langkah Update.
Baca juga: Jokowi Belum Tentu Gabung PSI saat Kongres di Solo, Bobot Elektoral Partai Bisa Jadi Pemicu
"Secara psikologis, itu sangat mungkin terjadi pada orang seusia beliau. Saya duga, beliau mendapatkan tekanan yang cukup besar."
Rismon mengimbau masyarakat untuk tidak gegabah dalam mencibir Sofian, karena apa yang disampaikan sebelumnya adalah hasil dari informasi yang didapatkan langsung oleh sang profesor.
"Kita jangan cepat mencibir, karena kita tidak tahu apa yang sebenarnya beliau alami," ujar Rismon.
Meski pernyataan telah ditarik, Rismon tetap mengapresiasi keberanian Prof. Sofian yang sebelumnya telah bersedia berbicara dan membuka informasi.
"Saya tetap berterima kasih kepada Profesor Sofian. Beliau mengingatkan kami untuk tetap menjaga integritas dan nilai-nilai Pancasila yang jadi fondasi UGM," ucap Rismon.
Ia menambahkan bahwa tekanan terhadap orang yang bersuara soal isu ini bukan hanya dirasakan oleh Sofian, tapi juga oleh dirinya, Roy Suryo, dan dokter Tifauzia Tyassuma (Dokter Tifa) yang juga pernah menyuarakan isu serupa.
"Bukan hanya tekanan psikologis, tapi juga fisik. Itulah harga yang harus dibayar," tandasnya.
Klarifikasi Sofian: Akui Ijazah Jokowi Sesuai Data UGM
Dalam video wawancara sebelumnya, Sofian memaparkan sejumlah alasan yang membuatnya meragukan ijazah Jokowi.
Ia menyebutkan bahwa nilai akademik Jokowi di awal masa kuliah di Fakultas Kehutanan UGM terlalu rendah untuk bisa lanjut ke jenjang S1.
"IPK-nya tidak sampai dua. Kalau sistemnya benar, dia mestinya DO, hanya sampai sarjana muda," kata Sofian dalam video itu.
Lebih jauh, Sofian juga menuduh bahwa skripsi Jokowi tidak pernah diujikan dan isinya hanya menyalin pidato seorang dekan UGM.
Ia bahkan menyebut dugaan bahwa ijazah Jokowi adalah milik mendiang Hari Mulyono.
Baca juga: Dokter Tifa Dukung Prof Sofian Effendi Cabut Pernyataan Soal Jokowi: Kebenaran Sudah Dikumandangkan
"Kabarnya dia pinjam ijazah Hari Mulyono. Dugaan saya, ijazah itu yang kemudian dipalsukan," ujar Sofian kala itu.
Namun, semua tuduhan itu kini telah dicabut secara resmi oleh Sofian melalui pernyataan tertulisnya.
Dilansir dari TribunJogja, Sofian membenarkan, Rismon Sianipar, ahli forensik digital dan alumni UGM yang akhir-akhir ini ramai karena mempertanyakan keaslian ijazah Jokowi dan beberapa alumni UGM lain berkunjung ke rumahnya.
Mereka mengajak Sofian Effendi untuk melakukan telekonferensi dengan alumni lain yang tinggal di sejumlah kota berbeda membicarakan kebebasan akademik.
“Mereka hanya bilang, ini kita ngomong-ngomong dengan para alumni dari kota lain. Memang ada mantan murid saya dulu dari Aceh, kemudian Kalimantan yang berhubungan di situ. Itu pembicaraan orang dalam lah,” kata Sofian menjelaskan, Kamis (17/7/2025).
Baca juga: 5 Fakta Prof Sofian Effendi Cabut Pernyataan Terkait Ijazah Jokowi, Muncul Dugaan Upaya Pembungkaman
Sofian mengakui dirinya tidak tahu jika percakapan itu kemudian dibingkai untuk mengomentari isu ijazah palsu mantan Presiden Jokowi.
Selama percakapan dengan alumni, ia mengira bahwa obrolan itu berkaitan dengan ruang kebebasan akademik dan hanya diperuntukkan bagi internal, bukan publik.
“Saya tidak sadar itu akan dipublikasikan. Saya tidak menyangka akan dipublikasikan seperti itu. Omongan saya tidak pantas untuk diomongkan (ke publik),” beber dia.
Untuk itu, Sofian meminta maaf kepada semua pihak yang dia sebutkan di dalam video tersebut, tidak terkecuali Rektor UGM saat ini, Prof. Ova Emilia.
“Saya tidak ingin diadu dengan Prof. Ova. Itu tidak baik. Bagaimanapun, Saya adalah anggota organisasi UGM,” jelasnya.
Setelah video itu viral, Sofian mengakui ada goncangan di kampus UGM hingga munculnya bentuk ancaman pelaporan kepada polisi dari penggemar Jokowi.
Sofian mengatakan dirinya mengetahui ada surat dari kelompok penggemar Jokowi yang diunggah ke media online.
Link dari media online itu ia dapat dari kirim pesan WhatsApp mantan mahasiswanya.
“Para pendukung mantan presiden itu, mereka gerah sepertinya karena soal ijazah disebut. Mereka menyebut akan mengadukan saya pada Bareskrim. Maka, saya meminta maaf atas pernyataan saya. Saya tidak mau harus berurusan dengan polisi soal ini, apalagi saya sudah berusia 80 tahun dan keluarga saya juga terganggu,” bebernya.
Dalam kesempatan ini, Sofian mengaku keberatan terkait peredaran video tersebut.
Dia bahkan berencana untuk melayangkan langsung surat keberatan kepada Rismon dan kawan-kawan.
Sofian meminta, video pembicaraan tentang ijazah Jokowi tersebut bisa ditarik dari peredaran. Menurutnya, hal itu penting dilakukan untuk tetap menjaga ketenangan UGM dan mempertahankan ketentraman secara nasional.
Respons UGM
Universitas Gadjah Mada (UGM) memberikan klarifikasi resmi menyusul pernyataan mantan rektornya, Prof. Dr. Sofian Effendi, yang sempat meragukan keabsahan ijazah Mantan Presiden Joko Widodo.
Dalam keterangan tertulis, UGM menegaskan bahwa Jokowi adalah alumnus sah Fakultas Kehutanan UGM.
Pernyataan Prof. Sofian beredar luas melalui kanal YouTube Langkah Update yang ditayangkan pada Rabu (16/7/2025).
Baca juga: Prof. Sofian Effendi Tak Tahu Ucapannya Dipakai Buat Kasus Ijazah Jokowi, Dikira Obrolan Internal
Dalam wawancara tersebut, Prof. Sofian mengklaim bahwa Jokowi tidak pernah lulus S1, meski memiliki ijazah.
Ia bahkan menyebutkan bahwa skripsi Jokowi tidak pernah diuji dan hanya merupakan salinan pidato seorang dekan.
Namun, pihak UGM melalui Sekretaris Universitas, Dr. Andi Sandi Antonius Tabusassa Tonralipu, membantah tegas klaim tersebut.
UGM menyatakan bahwa seluruh data akademik resmi menunjukkan bahwa Jokowi benar-benar menyelesaikan studinya dan lulus dari Fakultas Kehutanan.
“Opini yang disampaikan oleh Prof. Sofian adalah keliru dan tidak berdasar,” tegas Sandi dalam pernyataan resmi, Kamis (17/7/2025).
“Kami menyayangkan pihak-pihak yang menggiring beliau menyampaikan opini yang tidak sesuai fakta dan berpotensi menimbulkan konsekuensi hukum.”
(*)