TRIBUNSOLO.COM - PDIP buka suara soal wacana Jokowi jadi Ketua Dewan Pembina PSI.
Ini muncul dari Wakil Ketua Komisi II DPR RI Aria Bima.
Aria Bima yang juga kader dari PDIP mengatakan, menghormati apa yang dilakukan PSI.
Ini terkait juga wacana Jokowi menjadi ketua Dewan Pembina.
Namun, menurut dia, hal ini akan menjadi kebalikan dari partai terbuka yang sudah digaungkan.
Baca juga: Jokowi Sebut PSI Bukan Milik Keluarga, PDIP Beri Sindiran Keras : Anaknya Sendiri jadi Ketua Umum
"Kita ingin bagaimana kualitas demokrasi ini harus ditumpang oleh demokrasi lewat partai politik, maka saya mengapresiasi Kongres PSI sebagai partai yang dikatakan lebih progresif bagaimana partai itu partai yang super-terbuka," ujar Bima di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin.
"Kalau partainya itu super terbuka terus Pak Jokowi Ketua Dewan Pembina terus Mas Kaesang Ketua Umum kan nanti lebih tidak go public."
"Katanya terbuka? itu nanti kesannya jadi tidak terbuka, kesannya kok terus menjadi partai domestik lagi," ungkapnya.
Namun, dia tetap memberikan kewenangan di tangan PSI.
Sebab, dirinya adalah orang di luar partai.
"Tapi itu hak PSI," tutur Bima.
Hubungan 20 Tahun Bersama PDIP
Pernyataan Jokowi yang mendukung PSI di Kongres PSI di Solo, Sabtu (19/7/2025) menyorot perhatian.
Seperti diketahui, Jokowi awal terjun di dunia politik bersama PDIP.
Jokowi bergabung dengan PDIP sejak 2004.
Kemudian, dia maju di pemilihan Wali Kota Solo dan terpilih pada 2005.
Kariernya berlanjut, pada 2012, Jokowi maju ke tingkat yang lebih tinggi.
Dia mengikuti pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2012.
Momen ini, Jokowi juga masih diusung oleh PDIP.
Kemudian, pada 2014, Jokowi kembali maju di tingkat yang lebih tinggi yakni Pemilihan Presiden.
Dia saat itu dipasangkan dengan Jusuf Kalla. Sementara lawannya adalah Prabowo Subianto dan Hatta.
Jokowi menang, dan saat itu dia juga masih diusung PDIP.
Kemudian pada Pilpres 2019, Jokowi kembali maju sebagai Calon Presiden. Momen itu, Jokowi kembali terpilih dan pengusungnya adalah PDIP.
Baca juga: Ekspresi Kaesang setelah Jokowi Nyatakan Siap Bekerja Keras untuk PSI: Tampak Menangis
Pada 16 Desember 2024, PDIP resmi mengumumkan surat pemecatan Jokowi.
Hubungan partai dan Jokowi berakhir setelah 20 tahun bersama.
Adanya surat pemecatan itu, menjadi ketegasan bahwa hubungan Jokowi dan PDIP berakhir.
Kini, Jokowi kembali muncul.
Dia menyatakan dukungan pada PSI, meski belum menyatakan resmi bergabung.
Ini terlihat dari Joko Widodo (Jokowi) memberikan pesan khusus untuk Kaesang Pangarep, selaku Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) periode 2025-2030.
Pesan itu disampaikan Jokowi ketika menghadiri kongres PSI 2025 di Kota Solo, pada Sabtu (19/7/2025).
Jokowi berpesan kepada Kaesang untuk segera menyelesaikan struktur partai.
"Saya punya pesan, agar Mas Ketua Umum PSI dan seluruh Ketua DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) dan DPD (Dewan Pimpinan Daerah) agar namanya struktur partai itu segera diselesaikan," katanya di Gedung Graha Saba Buana, Sabtu (19/7/2025).
"Kalau mesin itu ada penggeraknya, akan jauh lebih mudah, kalau mesinnya tidak ada bagaimana menggerakkan, oleh sebab itu, saya titip yang terakhir, dan kita bekerja keras bersama-sama agar struktur partai di seluruh provinsi kabupaten, dan kota segera bisa diselesaikan," sambungnya.
Jokowi menargetkan agar struktur PSI sudah terbentuk maksimal tahun 2027.
Lanjut Jokowi, jika mesin sudah terbentuk, maka dibutuhkan 'bahan bakar' untuk membesarkan partai.
"Masih ada PR lagi, bensinnya darimana, bensinnya itu dari anggota, partai milik bersama, sekali lagi, kalau mesinnya siap, bensin sama-sama disiapkan, sehingga bisa dijalankan," ujar Jokowi.
Menurut Jokowi, hal lain yang harus dilakukan oleh pengurus PSI adalah dengan sering turun ke bawah, menyerap aspirasi masyarakat.
"Mesin ada, bensin ada, belum tentu bisa balapan dengan partai yang lain, kalau kita tidak sering turun ke bawah, kita tidak mengerti keinginan rakyat, tidak mengerti kebutuhan rakyat, kita tidak mengerti kemauan rakyat, mau kemana, apa yang harus kita lakukan, ya sering-sering turun ke bawah," jelasnya.
"Kadang-kadang tengah malam, saya dengan Paspampres ke tempat-tempat yang saya perlukan, ke tempat bicara dengan masyarakat, dengan rakyat, ribuan kali saya lakukan, sehingga kira mengerti betul keinginan rakyat, kebutuhan rakyat, kita mengerti betul," tambahnya.
Jokowi menambahkan PSI lolos di Pemilu 2029 bukanlah suatu target.
"Masuk Senayan itu jangan dijadikan target, karena memang itu harus, terlalu kecil kalau target kita hanya ingin masuk Senayan," pungkasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Respons PDIP dan PKB soal Isu Jokowi Jadi Dewan Pembina PSI