Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima
TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI – Sebuah misteri kelam menyelimuti Dusun Mendongan, Desa Karanglor, Kecamatan Manyaran, Wonogiri.
Kamis (15/8/2025) malam, warga digegerkan oleh penemuan seorang ibu rumah tangga bernama Semi Rahayu yang tewas bersimbah darah di rumahnya sendiri.
Yang membuat geger, korban ditemukan dalam posisi tengkurap di ruang tengah, sementara sang anak Dwi Utomo sempat menghilang tanpa jejak.
Suaminya, Tarsiman, diketahui sudah lama menderita stroke dan tak mampu beraktivitas normal.
Ketua RT setempat, Joko Triyanto, menceritakan awal mula kecurigaan warga.
“Awalnya saya dapat laporan dari warga. Karena sudah malam, tapi lampu belum dinyalakan. Saya langsung ke rumah itu,” ujarnya, Jumat (16/8/2025).
Sesampainya di lokasi, Joko memanggil dari luar, tapi tak ada jawaban.
Ia pun mengajak warga lain untuk masuk. Saat itulah pemandangan mengerikan menyambut mereka.
“Posisinya tengkurap. Ada darah. Saya langsung yakin itu Mbak Semi. Di ruang tengah,” jelasnya.
Baca juga: Kronologi Penemuan Wanita Tewas Bersimbah Darah di Wonogiri, Tetangga Curiga Lampu Mati saat Maghrib
Korban selama ini tinggal bertiga dengan suami dan anaknya.
Menurut Joko, Dwi Utomo dikenal ramah dan tidak pernah berbuat onar, meski ia pernah mengalami stres cukup lama.
“Srawung terus. Arisan RT juga diantarkan. Pribadinya bagus,” ujarnya.
Baca juga: BREAKING NEWS : Wanita di Manyaran Wonogiri Tewas Bersimbah Darah di Rumah, Diduga Korban Pembunuhan
Setelahnya, Dwi Utomo ditemukan, Jumat (15/8/2025).
Kades Karanglor, Sumardi, menjelaskan Dwi Utomo ditemukan bersembunyi di sebuah semak-semak yang berada tak jauh dari rumahnya.
"Betul sudah ditemukan. Diamankan sekira pukul 01.30," katanya.
Menurut dia usai Dwi Utomo menghilang, warga dan polisi sempat mencarinya.
Dwi Utomo kemudian baru ditemukan pada Jumat dini hari di semak bekas galian di dusun setempat.
"Agak ke selatan dari rumahnya. Ternyata ngumpet di semak-semak. Lokasinya masih di Dusun Mendongan," imbuhnya.
Daftar Kasus Pembunuhan Lain yang Terjadi di Wonogiri
1. Pembunuhan Berantai oleh Sarmo
Sarmo, warga Kecamatan Girimarto, ditangkap atas kasus pembunuhan berantai terhadap empat orang—Agung Santoso (2021), Sunaryo (2022), Katiyani, dan Sudimo—dengan cara diracun atau dicekik.
Kasus ini mencuat setelah polisi melakukan penggerebekan terhadap Sarmo karena kasus pencurian, lalu menemukan jasad korban tersembunyi di lahan penggergajian kayu.
Sarmo membunuh karena masalah utang serta perselisihan dalam usaha.
Jasad salah satu korban dikubur di bawah tempat tidur pelaku. Demi menghindari jejak dan bau dari mayat, ia menyiram solar di bawah papan ranjang.
Meski beberapa kasus ini terjadi sebelum 2024, kasusnya baru terungkap akhir tahun 2023 dan terus diusut pada 2024, sehingga menjadi sorotan utama periode ini.
2. Kasus Pembunuhan Dwi Hastuti — Mayat Dicor (Feb–Mei 2025)
Dwi Hastuti (48), warga Desa Baturetno, sempat dilaporkan hilang pada 14 Februari 2025.
Setelah penyelidikan, jasadnya ditemukan pada 1 Mei 2025 terkubur di halaman rumah orang tua pelaku di Dusun Brubuh, Desa Ngadirojo Lor, dan 'dicor' dengan semen untuk menyembunyikan jejak.
Modus pembunuhan dipicu konflik asmara.
Korban meminta pelaku menikahinya, tetapi penolakan karena pelaku telah berkeluarga memicu cekcok hingga Dwi meninggal setelah dicekik.
Kasatreskrim Polres Wonogiri menyatakan ini merupakan tindak pidana perencanaan, sebab motif dan intensinya sudah muncul sejak sehari sebelum insiden terjadi.
Bahkan orang tua pelaku mengetahui tindakan keji pelaku dan fakta bahwa korban dikuburkan di belakang rumah mereka. Sehingga kini ayah pelaku juga menjadi tersangka.