Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN – Suasana Alun-alun Sragen pada pagi itu tampak biasa saja.
Warga sibuk dengan aktivitas, pedagang ramai melayani pembeli, dan beberapa orang duduk santai menikmati sarapan.
Tidak ada yang menyangka, di balik keramaian itu, seorang pria asal Malang sedang merancang aksi pencurian yang membuat geger seisi kota.
Pria itu berinisial SE (46). Matanya jeli memperhatikan sekitar.
Saat melihat sebuah motor dengan kunci masih menempel, otaknya langsung bekerja.
Sejak lama, ia memang sudah menyiapkan kunci palsu—bekal utama untuk melancarkan modus yang ia sebut sebagai “tukar kunci”.
Tak tanggung-tanggung, SE lalu mendekati korban dan berpura-pura meminta tolong.
Dengan wajah meyakinkan, ia mengaku butuh diantar ke Samsat Sragen karena mobilnya ditilang polisi. Padahal semua itu hanya cerita bohong.
“Pelaku mengelabuhi korban dengan cara minta diantar ke Kantor Samsat Sragen, karena beralasan mobil ditilang, mengaku mobilnya diamankan Satlantas, padahal itu tidak ada,” ungkap Kasat Reskrim Polres Sragen, AKP Ardi Kurniawan, Jumat (15/8/2025).
Drama berlanjut ketika mereka tiba di pasar. Di sanalah skenario yang sudah disiapkan matang mulai dimainkan.
Baca juga: Pencurian Motor Beat di Klaten, Pelaku Tertangkap 3 Hari Kemudian Gegara Tinggalkan Sepeda di TKP
SE pura-pura hendak ke toilet, dengan alasan sepele: membenarkan resleting celananya. Ia kemudian meminjam kunci motor korban dengan dalih sama.
Saat itulah trik licik dijalankan. Kunci asli ditukar dengan kunci palsu. Tak ada yang curiga.
Dengan tenang, SE pamit membeli pakaian di pasar, lalu motor korban dibawa kabur begitu saja.
Namun keberuntungan tak selalu berpihak pada penipu. Belum sampai sehari, polisi sudah bergerak cepat.
“Pelaku dapat kita amankan di Kabupaten Ngawi, di hari yang sama, yakni pukul 15.00 WIB,” ujar Ardi.
Baca juga: 5 Fakta Pencurian Motor di Teras Boyolali : Polisi Jadi Korban, Mengaku Butuh Uang untuk Makan
Lebih mengejutkan lagi, polisi mendapati bahwa SE bukan orang baru di dunia kriminal.
Ia seorang residivis kambuhan yang sudah dua kali keluar masuk penjara, dan pernah beraksi di tujuh lokasi berbeda.
Di hadapan polisi, SE tak menampik semua tuduhan. Dengan wajah datar, ia mengaku melakukan pencurian semata-mata karena kebutuhan hidup.
“(Kenapa belum kapok?) Karena tidak ada pekerjaan, dari 7 pencurian itu sudah dijual semua, rata-rata senilai Rp 2.500.000 hingga Rp 3.500.000,” katanya.
Uang hasil kejahatan, lanjutnya, habis untuk kebutuhan sehari-hari.
“Uangnya buat hidup sehari-hari,” pungkasnya.
Kini, aksi sarapan pagi yang awalnya tampak biasa saja di Alun-alun Sragen itu, berubah jadi catatan kelam seorang residivis yang tak jera.
Polisi memastikan kasus ini masih terus dikembangkan, demi menutup kemungkinan adanya korban lain dari modus tukar kunci serupa.
Daftar Kasus Pencurian Motor di Sragen Sepanjang 2025 :
1.Motor Raib Saat Diparkir di Halaman Masjid
Pada Juni 2025, warga Ngrampal kehilangan motor yang diparkir di halaman masjid saat salat Magrib.
Pelaku diduga memanfaatkan kelengahan korban yang lupa mengunci ganda kendaraannya. Kasus ini masih dalam penyelidikan Polsek setempat.
2. Pelajar Kehilangan Motor di Depan Sekolah
Maret 2025, seorang pelajar di Sragen Kota menjadi korban pencurian motor saat sedang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
Motor yang diparkir di depan sekolah hilang, meski saat itu ada beberapa siswa lain yang juga masih berada di lokasi. Polisi menduga pelaku sudah mengincar sejak lama.
3. Motor Hilang di Pasar Tradisional Sragen
Pada Februari 2025, motor seorang pedagang sayur raib di area parkir Pasar Bunder Sragen.
Pelaku memanfaatkan suasana pasar yang ramai. CCTV setempat merekam pelaku beraksi kurang dari 5 menit. Hingga kini, motor belum ditemukan.
4. Pencurian Motor di Depan Rumah Kosong
Awal Januari 2025, warga Karangmalang kehilangan motor yang diparkir di depan rumah kosong milik kerabat.
Saat kembali, motor sudah hilang. Polisi menemukan jejak bahwa kunci T digunakan pelaku untuk merusak lubang kunci.
(*)