Laporan Wartawan TribunSolo, Erlangga Bima
TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Pengamanan di perlintasan tanpa palang pintu di Desa Gemantar, Kecamatan Selogiri, Wonogiri, Jawa Tengah jadi sorotan.
Ini datang dari Kades Gemantar, Sunarno.
Apalagi setelah ada insiden maut KA Batara Kresna bertabrakan dengan Toyota Agya pada Sabtu (16/8/2025).
Ada dua orang meninggal akibat kejadian ini.
Dua orang tersebut adalah May Rizqiani (34) dan Qiana Sheinafeezq (7). Keduanya warga Desa Gemantar, Kecamatan Selogiri, Wonogiri.
Sunarno mengatakan, sampai saat ini, perlintasan di desa Gemantar itu tak ada palang pintu.
Namun, mereka mengaku akan membahas pengamanan perlintasan tanpa palang pintu itu.
"Kami akan membahas bersama pihak terkait, seperti Dishub, KAI maupun kepolisian," kata Sumarno, Senin (18/8/2025).
Pihaknya berharap di perlintasan tanpa palang itu bisa diberikan pengamanan seperti pita kejut maupun palang dan penjaganya, agar kejadian tidak terulang lagi.
"Sebenarnya warga disini sudah hafal jam kereta melintas. Sehari empat kali melintas, dari arah Sukoharjo (utara) dua kali, dari arah Wonogiri (selatan) juga dua kali. Pagi dan siang," ujar Sumarno.
Baca juga: PT KAI Bakal Luncurkan Kereta Khusus Petani dan Pedagang, Apakah Bakal Diberlakukan di Solo?
Diketahui, para korban ini berangkat dari Desa Gemantar, Kecamatan Selogiri, Wonogiri, Jawa Tengah.
Jarak dari Selogiri ke Solo sekitar 28,1 km.
Akibat benturan keras, Qiana mengalami luka parah di kepala.
Ia sempat mendapat perawatan intensif di RS dr Moewardi Solo, sebelum akhirnya mengembuskan napas terakhir pada Sabtu malam pukul 22.00 WIB.
Jenazah Qiana dimakamkan sehari setelahnya, Minggu (17/8/2025), di pemakaman desa setempat.
Sang ibu, Tri Lestari, hingga kini masih dirawat intensif di rumah sakit.
Sebagaimana diketahui, Qiana merupakan satu dari 6 penumpang yang berada dalam kecelakaan maut saat Toyota Agya dihantam KA Batara Kresna di perlintasan tanpa palang pintu yang berada di Dusun Ngaliyan, Desa Gemantar, Kecamatan Selogiri, Wonogiri pada Sabtu (16/8/2025) sekira pukul 10.58 siang.
Dalam peristiwa itu, selain Qiana, satu korban lain juga meninggal dunia.
KA Batara Kresna, yang melayani rute Solo-Wonogiri, dulunya merupakan kereta lambat.
Sehingga, kebanyakan perlintasan yang dilalui, tidak dilengkapi palang kereta.
Sejak diubah menjadi kereta cepat, sejumlah kecelakaan dilaporkan terjadi di sana.
Di antaranya tragedi yang terjadi saat malam Lebaran 2025, dimana mobil rombongan mudik dihantam kereta tersebut.
(*)