Klaten Bersinar
Bupati Klaten Hadiri Kamulyaning Tirta 2025, Tegaskan Toleransi Jadi Fondasi Klaten "Bersinar"
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo
TRIBUNSOLO.COM, KLATEN – Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo menegaskan pentingnya peran tokoh agama dalam menjaga toleransi dan membantu pemerintah daerah menyelesaikan berbagai persoalan masyarakat.
Hal tersebut ia sampaikan saat menghadiri acara Kamulyaning Tirta 2025 di Wisma Dhammaguna, Vihara Bodhivamsa, Sabtu (15/11/2025) dalam gelaran Kamulyaning Tirta 2025 yang diselenggarakan Forum Kebersamaan Umat Beriman (FKUB).
Acara bertema “Tirta Panguripan, Rukun Kang Nguripi: Tinjauan Ekoteologi” ini digelar untuk memperingati Hari Toleransi Internasional sekaligus HUT ke-27 FKUB Klaten.
Dalam prosesi awal acara, tampak rombongan gadis berkain putih membawa kendi berjalan turun menuju area utama kegiatan.
Baca juga: Canggih! Desa Pandes Wedi Klaten Pamer Inovasi Digital SiMentes di Hadapan Bupati Hamenang
Mereka dikirab menuju tempat acara, sebagai simbolisasi tirta (air kehidupan).
Para tokoh agama turut menyaksikan kirab tersebut dari belakang barisan.
Setibanya di area utama, kendi-kendi itu diserahkan kepada tokoh agama dan para pemimpin upacara.
Dalam momen lain, tampak Bupati Klaten berdiri di tengah kerumunan umat lintas agama, menyaksikan prosesi doa dan penyatuan air. Kemudian ikut menuangkan air kendi ke tanah sebagai simbol merawat bumi.
Dalam sambutannya, Bupati menyampaikan apresiasi mendalam terhadap FKUB yang terus menjaga kerukunan di Kabupaten Klaten.
“Kami mengucapkan terima kasih, pada kesempatan pagi hari ini ikut diundang dalam acara Kamulyaning Tirta 2025… FKUB Kebersamaan bisa menjadi forum yang menjaga Kabupaten Klaten tetap terjaga toleransinya,” ujarnya.
Baca juga: Program Sambung Rasa Berlanjut di 2026, Bupati Klaten Hamenang: Infrastruktur Jadi Usulan Utama
Pernyataan tersebut disambung dengan refleksi Bupati mengenai peran FKUB dalam kehidupan sosial masyarakat.
Bupati merasa gembira bisa ambil bagian langsung dari kegiatan tersebut.
"Karena sekali lagi membuktikan bahwa Klaten itu memang ada adem-ayem dan sekaligus… bersinar," imbuhnya.
Prosesi Fangshen atau pelepasan makhluk hidup menjadi bagian paling menarik perhatian publik.
Bupati didampingi Bhikkhu dan tokoh lintas agama menuruni tangga menuju sungai.
Ia tampak menuangkan ember berisi ikan lele ke aliran air yang sebelumnya telah ditaburi bunga.
Momen itu menjadi simbol komitmen bersama merawat kehidupan dan ekologi.
Pada kesempatan yang sama Bupati menyerahkan potongan tumpeng kepada Dewan Pembina FKUB sebagai tanda syukur HUT ke-27 organisasi tersebut.
Acara ditutup dengan foto bersama ratusan peserta dari berbagai agama yang memenuhi tenda utama.
Baca juga: Pesan Bupati Hamenang di Hari Kesehatan Nasional ke-61 : Generasi Sehat Investasi Terbesar Bangsa!
Bupati menegaskan bahwa toleransi bukan hanya urusan kerukunan, tetapi juga fondasi pembangunan daerah.
“Tapi alhamdulillah dengan hadirnya Bapak Ibu tokoh agama yang bersatu padu… tentu sangat membantu kami," tegasnya.
Ia berharap kebersamaan lintas iman di Klaten semakin kokoh.
“Mari kita jaga kerukunan umat beragama di Kabupaten Klaten… semoga kami bisa benar-benar mendampingi Bapak Ibu selaku masyarakat Kabupaten Klaten, agar Klaten bisa menjadi Klaten yang benar-benar bersinar," harapnya.
(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/solo/foto/bank/originals/Bupati-Klaten-Hamenang-Wajar-Ismoyo-didampingi-tokoh-lintas-agama-menuangkan-ember-berisi-ikan-lele.jpg)