Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kuliner di Wonogiri

Sejarah Cabuk Wijen Kuliner Khas Wonogiri yang Mulai Langka, Konon Favorit Mendiang Tien Soeharto

Wijen hitam harus terlebih dahulu disangrai, lalu ditumbuk halus dan dicampur air hingga membentuk adonan. 

Penulis: Tribun Network | Editor: Rifatun Nadhiroh
TribunSolo.com/Erlangga Bima Sakti
Cabuk Wijen Hitam Khas Wonogiri 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kabupaten Wonogiri memiliki beragam kuliner khas yang unik salah satunya adalah Cabuk Wijen.

Cabuk Wijen ini sekarang semakin sulit ditemui.

Cabuk merupakan ampas fermentasi dari pembuatan minyak wijen. 

Konon, Cabuk Wijen ini merupakan makanan favorit almarhumah Ibu Tien Soeharto, mantan Ibu Negara Indonesia.

Bahan utama Cabuk Wijen adalah wijen hitam, tanaman yang dulunya banyak tumbuh di tanah Wonogiri.

Baca juga: Rekomendasi Wisata di Karanganyar: Bukit Paralayang Kemuning, Cocok Bagi yang Hobi Memicu Adrenalin

Namun seiring waktu, wijen hitam makin jarang ditanam sehingga keberadaan makanan ini ikut terancam punah.

Wonogiri sendiri dikenal sebagai daerah yang panas dan kering.

Kondisi geografis ini membuat hanya tanaman tertentu yang mampu tumbuh subur di sana, seperti singkong, pohon jati, jambu mete, dan wijen.

Hasil panen itu pula yang membentuk identitas kuliner khas Wonogiri: singkong diolah menjadi nasi tiwul, jambu mete menghasilkan kacang mede, daun jati dimanfaatkan sebagai pembungkus tempe, sedangkan wijen menjadi bahan dasar cabuk.

Proses Pembuatan Cabuk Wijen

Membuat Cabuk Wijen bukanlah perkara mudah.

Wijen hitam harus terlebih dahulu disangrai, lalu ditumbuk halus dan dicampur air hingga membentuk adonan. 

Adonan ini kemudian dikukus, dicampur dengan parutan kelapa, cabai, bawang, gula jawa, daun kemangi, dan londo yakni daun pisang kering hasil pembakaran yang memberi warna hitam pekat sekaligus cita rasa getir khas.

Adonan yang sudah bercampur rata kemudian dibungkus daun pisang, dikukus, lalu dibakar.

Cara memasaknya pun masih tradisional, sering kali menggunakan tungku kayu bakar yang memberi aroma lebih harum dan otentik.

Hasil akhirnya berbentuk mirip pepes kecil atau otak-otak dengan warna hitam pekat.

Baca juga: Cara Melamar Lowongan Pekerjaan di SPPG Wonogiri yang Diperkirakan Terbanyak di Jawa Tengah

Meski tampilannya sederhana dan kurang menarik, aroma dan rasanya begitu khas: pedas, gurih, sedikit manis, dengan sentuhan getir dari londo.

Dulu, Cabuk Wijen merupakan hidangan yang akrab di meja makan masyarakat Wonogiri.

Hampir setiap rumah bisa membuatnya, dan mudah ditemui di pasar-pasar tradisional.

Namun kini, kuliner ini kian terpinggirkan.

Proses pembuatan yang rumit, bahan baku wijen hitam yang semakin langka, serta tampilannya yang dianggap kurang menggugah selera membuat Cabuk Wijen makin jarang dibuat.

Hanya segelintir penjual di pasar Wonogiri yang masih setia mempertahankannya.

Cabuk Wijen ini biasanya disantap bersama nasi putih hangat atau nasi tiwul, cukup dengan dicolek sedikit sambalnya.

Baca juga: Daftar Makanan Khas Wonogiri yang Wajib Dicoba: Besengek, Mie Pentil hingga Cabuk Wijen

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved