Fakta Menarik Tentang Karanganyar
Asal-usul Candi Sukuh di Karanganyar, Dipercaya Dibangun Para Pertapa sebagai Tempat Suci
Berbeda dari candi Hindu lain di Jawa, Candi Sukuh memiliki bentuk utama yang menyerupai piramida dengan puncak yang terpotong, bukan lancip.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Candi Sukuh adalah salah satu candi bercorak Hindu yang unik dan penuh misteri, peninggalan dari era menjelang akhir Kerajaan Majapahit.
Terletak di lereng Gunung Lawu pada ketinggian sekitar 910 meter di atas permukaan laut, candi ini berada di Dusun Sukuh, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, sekitar 36 kilometer dari pusat Kota Surakarta (Solo).
Jika dari pusat Kota Solo ke Candi Sukuh, dibutuhkan waktu kurang lebih 1 jam 3 menit.
Baca juga: Asal Usul Dibangunnya Menara Jagung/Tugu Jagung di Mojosongo Boyolali, Habiskan Dana Ratusan Juta
Dari lokasi Candi Sukuh, pengunjung bisa menikmati pemandangan luas dataran rendah serta melihat beberapa gunung terkenal di Jawa seperti Gunung Telomoyo, Gunung Ungaran, Gunung Merapi, dan Gunung Merbabu.
Gunung Lawu sendiri memiliki tempat sakral dalam budaya Hindu Jawa dan disebutkan dalam teks kuno seperti Tantu Panggelaran dan Serat Manikmaya sebagai salah satu dari 18 gunung suci di Pulau Jawa.
Arsitektur dan Filosofi Candi Sukuh
Berbeda dari candi Hindu lain di Jawa, Candi Sukuh memiliki bentuk utama yang menyerupai piramida dengan puncak yang terpotong, bukan lancip.
Desain candi ini mengikuti kontur lereng Gunung Lawu dari barat ke timur.
Baca juga: Asal-usul Candi Kethek di Karanganyar, Dulu jadi Tempat Meruwat Bebaskan Diri dari Dosa
Para ahli menduga candi ini dibangun oleh para resi atau pertapa, berfungsi sebagai tempat upacara penyucian atau tempat suci yang dihuni para resi.
Ciri khas Candi Sukuh juga terlihat dari ornamen dan reliefnya yang memperlihatkan pengaruh budaya Jawa pra-Hindu/Buddha (budaya Megalitik) serta filosofi Siwaisme Tantrik yang berkembang di Jawa pada awal abad ke-14.
Simbol-simbol seperti Lingga dan Yoni yang merepresentasikan alat kelamin laki-laki dan perempuan menonjol dan menggambarkan ajaran kultus Bima yang penuh makna spiritual.
Sejarah dan Latar Belakang Pendirian
Candi Sukuh diperkirakan dibangun pada abad ke-15, tepatnya sekitar tahun 1432-1437 M, pada masa pemerintahan Ratu Suhita, ratu Majapahit.
Namun, penelitian menunjukkan candi ini kemungkinan didirikan oleh kubu oposisi keturunan bangsawan Kediri (Bhre Daha) yang kecewa terhadap kebijakan pemerintahan Ratu Suhita.
Kondisi politik dan budaya saat itu, dengan pengaruh Islam dan Kekaisaran Tiongkok yang menguat, menyebabkan kebutuhan akan tempat pemujaan sederhana dan cepat dibangun, sehingga arsitektur Candi Sukuh tampak berbeda dari candi-candi lain yang lebih megah.
Baca juga: Asal-usul Candi Sari Cepogo di Boyolali, Jejak Peradaban Hindu yang Masih Simpan Sejuta Misteri
Relief dan Cerita di Candi Sukuh
Kompleks Candi Sukuh terdiri atas tiga teras berundak, dengan bangunan utama yang menyerupai piramida. Di teras utama terdapat relief dan arca yang kaya akan cerita dan simbolisme. Enam fragmen utama relief yang menjadi daya tarik utama adalah:
1. Relief Garudeya: Mengisahkan cerita Garuda, termasuk kisah Sang Winata dan Dewi Kadru dari Kitab Mahabharata.
2. Relief Sudhamala: Menceritakan kisah Sadhewa, ksatria Pandawa yang mengangkat kutukan Dewi Uma menjadi Bathari Durga.
3. Relief Bima Bungkus: Menceritakan fase kelahiran Bima dengan kulit ari yang sangat kuat.
4. Relief Nawaruci (Bima Suci): Kisah perjalanan spiritual Bima mencari kesucian dan moksa (penyatuan dengan Sang Pencipta).
5. Relief Samuderamantana: Cerita pengadukan samudra susu untuk mencari tirta amerta (air kehidupan).
6. Relief Pandai Besi: Adegan pandai besi yang hingga kini belum terinterpretasi secara pasti.
Relief dan arca di Candi Sukuh tidak hanya menunjukkan nilai seni, tetapi juga mengandung makna filosofis yang mendalam, berhubungan dengan kepercayaan dan ajaran para resi pembangunnya.
Fungsi dan Makna Spiritual
Candi Sukuh diduga bukan sekadar tempat ibadah biasa, melainkan berfungsi sebagai media spiritual untuk menangkal pengaruh kekuatan jahat dan sebagai tempat pemujaan arwah leluhur.
Bentuk teras berundak menyerupai punden berundak yang sudah ada sejak zaman prasejarah, menunjukkan kesinambungan tradisi keagamaan di wilayah Jawa.
Penemuan dan Penelitian Arkeologis
Candi Sukuh ditemukan kembali pada tahun 1815 oleh Residen Surakarta, Johnson, dalam kondisi rusak.
Sejak itu, banyak penelitian arkeologi dilakukan oleh para ahli Belanda dan Indonesia, termasuk C.J. van der Vlis (1842), N.W. Hoepermans (akhir abad 19), serta R.P. Soejono pada 1960-an.
Pemugaran pertama dilakukan pada 1917 dan berlanjut pada 1970 atas inisiatif Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Info Wisata Candi Sukuh
Sebagai situs peninggalan dari masa akhir Kerajaan Majapahit, Candi Sukuh tak hanya menarik dari sisi sejarah dan arsitektur, tetapi juga dari suasana spiritual dan keindahan alam sekitarnya.
Lokasinya yang berada di ketinggian membuat wisata ke tempat ini menjadi pengalaman yang menenangkan sekaligus menyegarkan.
Jam Operasional dan Harga Tiket
Wisatawan dapat mengunjungi Candi Sukuh setiap hari, dengan jam buka:
Pukul 07.00 – 17.00 WIB
Untuk menikmati keindahan dan sejarah candi ini, pengunjung dikenakan tiket masuk dengan tarif berikut:
- Wisatawan Lokal: Rp 15.000,- per orang
- Wisatawan Mancanegara: Rp 30.000,- per orang
Fasilitas yang Tersedia
Candi Sukuh telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang wisata yang cukup memadai, antara lain:
- Area parkir kendaraan
- Mushola
- Toilet umum
- Pendopo untuk bersantai
- Warung dan kios penjual cinderamata atau oleh-oleh
Ditambah lagi, udara sejuk khas pegunungan dan lanskap yang hijau menjadikan kunjungan ke Candi Sukuh sebagai pengalaman yang tak terlupakan, cocok untuk wisata keluarga, edukasi, maupun spiritual.
Informasi Kontak
Untuk informasi lebih lanjut terkait kunjungan, tiket, atau layanan wisata lainnya, pengunjung dapat menghubungi: 0812-1355-7875
(*)
Sejarah Naskah Kuno Empu Keris dari Daun Lontar yang Dipamerkan di Festival Literasi Karanganyar |
![]() |
---|
Kenapa Karanganyar Disebut Bumi Intanpari? Begini Sejarahnya |
![]() |
---|
Asal-usul Candi Kethek di Karanganyar, Dulu jadi Tempat Meruwat Bebaskan Diri dari Dosa |
![]() |
---|
Sejarah Astana Giribangun di Karanganyar, Kompleks Pemakaman yang Dibangun untuk Keluarga Soeharto |
![]() |
---|
Mengenal Sanggar Sarotama di Jaten Karanganyar, Sekolah Dalang yang Sudah Berdiri Sejak 1993 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.