Pemuda Tenggelam di Sragen

Pemuda di Sragen Tenggelam di Sungai Bengawan Solo Diduga Alami Depresi, Sebulan Lalu Diputus Pacar

Pemuda di Sragen diduga mengalami depresi hingga dirinya terjatuh ke sungai. Kini dia masih dalam pencarian.

BPBD Sragen
EVAKUASI - Tim SAR di Kabupaten Sragen menyusuri Sungai Bengawan Solo di Desa Dawung, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen untuk membantu pencarian seorang pemuda yang dikabarkan tenggelam, Senin (27/10/2025). Proses pencarian dilakukan dengan cara penyisiran menggunakan perahu karet. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Seorang pemuda, J (22) warga Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen diduga melompat ke Sungai Bengawan Solo, Senin (27/10/2025).

Kepala Desa Dawung, Aris Sudaryanto mengatakan korban diduga mengalami depresi sejak masih sekolah.

Korban sekolah di masa pandemi Covid-19, sehingga proses pembelajaran diharuskan dilakukan secara daring.

Korban pada waktu itu meminta HP kepada orang tua, namun tidak langsung dibelikan, dan dijanjikan akan segera dibelikan.

"Di musim Corona, sekolah kan daring, korban kalau minta sesuatu harus (dituruti) sekarang, minta HP, baru dituruti paling 1 minggu, orang tuanya janji-janji dulu, dari situ sudah mulai ada gejala stres, ngamuk-ngamuk, setelah itu sembuh," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (27/10/2025).

"Terus lulus sekolah, korban kerja di pabrik, minta sepeda motor GL pro itu, ngamuk-ngamuk, harus hari ini pokoknya gitu, akhirnya dituruti lagi sudah kembali sembuh," sambungnya.

Baca juga: Kronologi Pemuda di Sragen Tenggelam di Bengawan Solo, Terlihat Melambaikan Tangan Minta Tolong

Lanjutnya, sebulan lalu, paman korban menggelar hajatan, dan disaat yang sama, depresi korban diduga kambuh, lantaran baru saja diputus pacarnya.

"Terus pamannya itu punya kerja, hajatan, cerita kalau diputus pacarnya, mungkin tambah parah depresinya, terus juga halusinasi, dia bilang aku diajak kesana, aku diajak kesana, tapi kita tidak tahu, siapa yang mengajak," jelasnya.

Selain itu, korban biasanya juga tidak pernah mau tidur bersama ayahnya.

Namun, menjelang kejadian tersebut, malam harinya ia minta ditemani tidur oleh ayahnya.

Sampai pagi harinya, korban bangun tidur langsung menyalakan sepeda motor.

Dan waktu pertama kali diketahui, sepeda motor korban berada di tepi Jembatan Drojo, sementara orangnya sudah tidak ada.

"Teman-temannya saya tanya, ceritanya bagaimana, apa ada yang membuli, dijawab sama mereka tidak pak, mereka juga tidak mengetahui, korban bisa begitu," ujar dia.

"Beberapa hari ini, juga korban minta foto ke teman-temannya, minta sama foto bareng si a, si b, katanya buat kenang-kenangan," tambahnya.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved