Desakan Mundur Gus Yahya

PCNU Karanganyar Soal Desakan Mundur Gus Yahya: Tanggung Jawab Bersama, Bukan Seorang

PCNU Karanganyar berharap perselisihan di internal PBNU dapat diselesaikan dengan baik.

TribunSolo.com/Mardon Widiyanto
BAJU PUTIH. Ketua PCNU Kabupaten Karanganyar Nuril Huda saat ditemui beberapa waktu lalu. Dia menanggapi Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar (PB) Nahdlatul Ulama (NU), KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya yang diminta mundur. 
Ringkasan Berita:
  • Gus Yahya didesak mundur setelah risalah rapat Syuriyah PBNU menilai adanya pelanggaran terkait narasumber AKN NU yang diduga terhubung jaringan Zionisme.
  • PCNU Karanganyar menilai bila itu dianggap keteledoran, maka merupakan tanggung jawab bersama seluruh pengurus PBNU.
  • PCNU yakin perselisihan dapat diselesaikan secara internal melalui evaluasi dan mekanisme Majelis Tahkim.

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Mardon Widiyanto

TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar (PB) Nahdlatul Ulama (NU), KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, didesak mundur dari jabatannya.

Desakan tersebut muncul dari risalah rapat Syuriyah PBNU yang menilai adanya pelanggaran terkait pengundangan narasumber di Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU) yang diduga terhubung dengan jaringan Zionisme Internasional serta dinilai tidak sesuai aturan organisasi.

Menanggapi hal itu, PCNU Karanganyar berharap perselisihan di internal PBNU dapat diselesaikan dengan baik.

Ketua PCNU Kabupaten Karanganyar, Nuril Huda merespons soal ini. 

Pria berpawakan ramping dengan rambut putih itu mengatakan jika kehadiran narasumber AKN dianggap sebagai keteledoran, maka itu merupakan keteledoran bersama.

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya memberikan pidato perdana di GSG Universitas Lampung, Jumat (24/12/2021).
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya memberikan pidato perdana di GSG Universitas Lampung, Jumat (24/12/2021). (Tribunnews.com/ Reza Deni)

Singgung Keteledoran Bersama

Ia menilai proses pengundangan narasumber tidak dilakukan secara mendadak dan seluruh jajaran PBNU seharusnya sudah mengetahui.

“Jika itu dianggap keteledoran, ya berarti keteledoran bersama. Tanggung jawab bersama, bukan hanya seorang. Karena menghadirkan narasumber di AKN pastilah tidak dadakan, dan pastilah PBNU semuanya tahu. Hanya saja sebagian terlambat tahu soal zionisnya narasumber,” kata Nuril saat wawancara dengan TribunSolo.com pada Minggu (23/11/2025).

Ia menambahkan bahwa peristiwa tersebut sudah terjadi dan telah dievaluasi secara mendalam.

Sehingga, ia berharap permasalahan itu dapat diselesaikan dengan baik.

Baca juga: Respons Ketua PCNU Solo Jateng soal Dugaan Penyuapan, Siap Dipanggil PBNU

“Itu sudah terjadi, sudah diakui kesalahannya, dan sudah ada evaluasi mendalam untuk perbaikan pada AKN berikutnya maupun pada kaderisasi lainnya,” ujarnya.

“Kami yakin perselisihan dalam PBNU dapat diselesaikan dengan baik secara internal. Di PBNU ada Majelis Tahkim yang salah satu tugasnya menyelesaikan perselisihan organisasi. Kami yakin gegeran tersebut akan berakhir dengan ‘ger-geran’, meski terkadang melalui proses yang tidak mudah,” pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved