Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Penjualan Hotel Agas Solo

Tak Semata karena Fly Over Manahan, Hotel Agas Disebut Mati karena Kalah Saing dengan Hotel Lain

Matinya Hotel Agas disebut karena kalah saing dengan hotel lain yang ada di Solo. Bukan semata-mata karena Fly Over Manahan.

TRIBUNSOLO.COM/CHRYSNHA PRADIPHA
KINI DIJUAL. Hotel Agas Solo. Foto diambil Senin (11/9/2017) sore. 

“Kalau kita bicara tata kota tuh sebetulnya kan di pusat kota ya ini sudah titik pusat kota di sekitar situ kan juga ada mall, stadion, ada juga permukiman. Kalau kita berkutat hanya ingin membangun hotel itu supaya enggak bangkrut gitu akan sulit gitu ya jadi. Karena persaingannya berat. Jadi kalau memang dia mau tetap bertahan dengan bisnisnya adalah hotel bahwa harus ada renovasi besar besaran ya untuk mengalahkan hotel persaingan hotel lainnya gitu,” ungkap Bambang.

Ia juga berpendapat aset hotel ini bisa dialihkan ke moda bisnis yang lain.

Mulai dari tempat pameran hingga garasi angkutan umum layak untuk dipertimbangkan.

“Apakah pusat apa eksibisi misalnya ya pameran dan lain lain sebagainya. Ataukah menjadi pusat transfer moda angkutan umum misalnya,” tutur Bambang.

Mestinya, saat melihat performa bisnis hotel terus merosot, harus segera ada tindakan untuk melakukan inovasi. Akhirnya hotel ini makin terpuruk dan memilih jalan keluar untuk dijual.

“Walaupun sudah kuno ya tetap masih ada sekitar 30 persen lah ya waktu itu, tapi lama lama terus menurun terus gitu ya. Nah pada waktu menurun terus itu kurva S berlaku sebetulnya adalah bisnis ya. Jadi kita harus sepertinya ada harus ada kreativitas apa inovasi apa yang harus dilakukan di hotel itu. Nah itu yang mungkin tidak, tidak tidak dilakukan dan uh, ditambah lagi flyover,” ungkap Bambang. 

Mengenal Hotel Agas

Hotel Agas merupakan salah satu hotel tertua dan paling legendaris di Kota Solo.

Berdiri sejak tahun 1960-an, hotel ini awalnya dibangun untuk menjawab kebutuhan akomodasi tamu dari luar kota yang berkunjung ke Solo, baik untuk urusan bisnis, pemerintahan, maupun wisata.

Lokasinya yang berada di kawasan Manahan membuat hotel ini sangat strategis pada masanya, karena dekat dengan pusat kota sekaligus jalur menuju berbagai daerah sekitar.

Pada era 1970-an hingga 1980-an, Hotel Agas menjadi pilihan utama tamu-tamu penting, mulai dari pengusaha, pejabat pemerintahan, hingga tokoh masyarakat yang datang ke Solo.

Hotel ini dikenal memiliki arsitektur khas dengan nuansa klasik Jawa yang berpadu dengan desain modern pada zamannya.

Selain itu, Hotel Agas juga menjadi saksi perkembangan industri pariwisata dan ekonomi Solo.

Banyak perhelatan besar, pertemuan resmi, hingga acara keluarga yang digelar di hotel ini. Bahkan, beberapa artis dan tokoh nasional pernah menginap di sini ketika berkunjung ke Solo.

Namun memasuki era 2000-an, popularitas Hotel Agas mulai menurun.

Persaingan ketat dengan hotel-hotel baru yang lebih modern serta perubahan tata kota membuat keberadaan Agas semakin terhimpit.

Kondisi semakin sulit setelah pembangunan Flyover Manahan yang berdampak langsung pada akses hotel.

Meski sempat berganti manajemen untuk mencoba bangkit, upaya tersebut belum berhasil mengembalikan kejayaan Hotel Agas. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved