Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kuliner di Solo

Kedai Kopi Kopitiam Bermunculan di Kota Solo, Ini Lho Asal Usulnya

Sejarah kopitiam berawal pada awal abad ke-19 di Semenanjung Malaya (Malaysia dan Singapura), didirikan oleh imigran Tionghoa

Penulis: Tribun Network | Editor: Rifatun Nadhiroh
Google Maps Little Tiam | Solo
KULINER KOPITIAM - Salah satu menu makanan di Kopitiam Little Tiam berlokasi di Jalan Dr. Wahidin No.39, Penumping, Kec. Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah. 

TRIBUNSOLO.COM -  Di Kota Solo mulai bermunculan kedai kopi kopitiam.

Seperti Little Tiam, Fu Bao Kopitiam, Kopitiam Bengawan, terbaru Ah Bang Kopitiam.

Kopitiam adalah kedai kopi dan makanan tradisional yang berasal dari Malaysia, Singapura, dan Indonesia, terutama di daerah seperti Riau, Bangka-Belitung, Pekanbaru, Medan, dan Lampung.

Istilah Kopitiam adalah gabungan dari "kopi" (bahasa Melayu) dan "tiam" (kedai/toko dalam bahasa Hokkien), dan kopitiam dikenal karena menyediakan kopi serta makanan sederhana seperti roti bakar dengan selai kaya, telur rebus, dan minuman teh atau Horlicks. 

Baca juga: Sejarah Masjid Ar Riyadh Pasar Kliwon Solo, Titik Pertemuan Tradisi Islam dan Budaya Arab

Sejarah kopitiam berawal pada awal abad ke-19 di Semenanjung Malaya (Malaysia dan Singapura), didirikan oleh imigran Tionghoa dari daratan Cina.

Awalnya, kopitiam berfungsi sebagai tempat bersosialisasi dan minum kopi bagi para imigran, kemudian berkembang menjadi pusat sosial yang populer di kalangan masyarakat lokal dan menyajikan menu sederhana yang kini menjadi ciri khas.

Menu kopitiam awalnya sangat sederhana, meliputi kopi, teh, dan makanan ringan seperti roti panggang dengan selai kaya atau srikaya. 

Selain sebagai tempat makan dan minum, kopitiam juga menjadi pusat sosial di mana orang-orang berkumpul untuk berdiskusi, bertukar kabar, dan bahkan bergosip. 

Budaya kopitiam kemudian menyebar ke Indonesia melalui komunitas Tionghoa yang banyak di daerah di Indonesia.

Meskipun telah berkembang, kopitiam tradisional masih dapat ditemukan di berbagai kota di Indonesia, Malaysia, dan Singapura, mempertahankan suasana santai dan menu klasik yang ikonik.

Baca juga: Menilik Proses Pembuatan Tempe Alakatak, Kuliner Khas Sukoharjo yang Mulai Langka

(*)

 

 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved