Perebutan Tahta Keraton Solo
Tanggapi Dualisme Keraton Solo, Wali Kota Respati: Masyarakat Dibuat Bingung
Wali Kota Solo Respati Ardi menanggapi soal dualisme di Keraton Solo, dia menyebut hal ini membuat masyarakat bingung.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Ryantono Puji Santoso
Ringkasan Berita:
- Keraton Kasunanan Surakarta terbelah dua setelah masing-masing kubu menobatkan penerus tahta berbeda, yaitu PB XIV Purboyo dan PB XIV Hangabehi.
- Wali Kota Solo Respati Ardi meminta para pihak mengedepankan dampak sosial dan tidak ikut menghadiri upacara kenaikan tahta.
- Ia menegaskan tidak akan mengintervensi dan menyerahkan sepenuhnya urusan internal keraton kepada para kerabat dalem.
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Keraton Kasunanan Surakarta terbelah menjadi dua kubu setelah masing-masing mengklaim penerus tahta yang berbeda.
Wali Kota Solo, Respati Ardi, mengungkapkan masyarakat dibuat bingung atas kekisruhan yang terjadi.
“Masyarakat bingung, masyarakat ingin tahu dampaknya bagi kesejahteraan, budaya, pelestarian. Itu yang dilihat masyarakat. Mohon mengedepankan dampak sosial,” ungkapnya saat ditemui TribunSolo.com, Selasa (18/11/2025).
Dalam wawancara itu, Respati memakai seragam korpri.
Respati kala itu juga mengungkapkan soal dirinya yang tak hadir dalam upacara kenaikan tahta salah satu kubu, Pakubuwono XIV Purboyo, yang digelar Sabtu (17/11/2025).
Saat ditanya awak media mengenai hal ini, ia memilih menghadiri agenda lain.
“Kalau kami kebetulan ada pendirian universitas. Karena kita mendorong center of knowledge menjadi penting. Investor di dunia pendidikan, kami sedang menyambut mereka,” tuturnya.
Sebelumnya, Lembaga Dewan Adat (LDA) juga telah menobatkan Pakubuwono XIV Hangabehi sebagai penerus tahta pada Kamis (13/11/2025).
Baca juga: Jumenengan Raja Keraton Solo PB XIV Hamengkunegoro, Lima Kerabat Dapat Kekancingan
Konflik meruncing saat penobatan diwarnai ketegangan antara kedua belah pihak.
Ia pun menyerahkan sepenuhnya kepada para kerabat dalem Keraton Kasunanan Surakarta.
Respati hanya berpesan untuk mengedepankan dampak kepada masyarakat luas.
“Kami menyerahkan semua ke Keraton Kasunanan. Itu menjadi ranah privat Keraton Kasunanan. Keraton Kasunanan, Mangkunegaran, lembaga adat mengukur dampaknya ke masyarakat,” jelasnya.
Ia pun menegaskan tidak akan mengintervensi segala keputusan yang diambil oleh para kerabat dalem.
“Jangan (intervensi). Intinya, kita masih banyak yang harus kita selesaikan. Saya berharap keputusan apa pun, masyarakat bisa menilai dampaknya—budaya, kelestarian, wisata—kita lihat dampaknya,” terangnya.
Saling Klaim Penerus
Pakubuwono XIII
Pakubuwono XIV
GKR Timoer
KGPH Hangabehi
KGPAA Hamengkunegoro
Keraton Solo
Multiangle
| H-1 Jumenengan, Tedjowulan Surati Pakubuwono XIV Purboyo agar Tunda Upacara Penobatan |
|
|---|
| Jawaban Pakubuwono XIV Hangabehi Disebut Pengkhianat, Ungkap Tak Pernah Diajak Musyawarah |
|
|---|
| Kisruh Suksesi Keraton Solo: Jumenengan PB XIV Purbaya Digelar Tanpa Tarian Sakral Bedhaya Ketawang |
|
|---|
| Tak Hadiri Jumenengan KGPAA Hamengkunegoro di Solo, Tedjowulan Sampai Pergi ke Hong Kong? |
|
|---|
| Dinobatkan Jadi Pakubuwono XIV, KGPH Hangabehi Jumatan di Masjid Agung Solo, Syarat Naik Tahta? |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/solo/foto/bank/originals/Kolase-raja2.jpg)