Kisah Komandan Prajurit Keraton Solo

Cerita Rajono, Komandan Utama Prajurit Keraton Solo yang Sudah Mengabdi Setengah Abad Sejak PB XII

Rajono, menjadi sosok yang dipercaya oleh raja untuk memimpin prajurit-prajurit Keraton Solo sejak awal dekade 2000-an.

TribunSolo.com/Andreas Chris
KOMANDAN PRAJURIT KERATON - KRAT Rajono Yudonagoro, saat memimpin Kirab Jumenengan SISKS Pakubuwono (PB) XIV Hamangkunagoro di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (15/11/2025). Rajono merupakan Komandan Utama Prajurit Keraton Solo, yang dipercaya oleh raja untuk memimpin prajurit-prajurit Keraton Solo sejak awal dekade 2000-an. 
Ringkasan Berita:
  • KRAT Rajono Yudonagoro, komandan utama prajurit Keraton Solo, selalu memimpin barisan dalam prosesi adat termasuk kirab Jumenengan PB XIV.
  • Ia telah mengabdi sejak 1978 sebagai abdi dalem keprajuritan, bermula dari Kesatuan Bregodo hingga menjadi pemimpin tertinggi.
  • Setelah 47 tahun mengabdi, Rajono tetap menjadi cucuk lampah, menjaga marwah tradisi Keraton Solo.

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Di bawah rindang pohon di kawasan Alun-alun Keraton Solo, seorang lelaki sepuh bernama KRAT Rajono Yudonagoro S.Sn. tampak duduk tenang dengan seragam kebesaran yang memancarkan wibawa. 

Rajono jadi sorotan manakala barisan prajurit Keraton Kasunanan Solo ikut serta dalam berbagai prosesi upacara adat yang digelar oleh trah kerajaan Mataram Islam tersebut.

Sosok yang selalu berada di depan puluhan prajurit dengan seragam lengkap dan membawa terompet tersebut ternyata merupakan pemimpin tertinggi batalyon prajurit Keraton Solo.

Tubuhnya dibalut baju hitam berkerah merah, dihiasi medali-medali yang berderet rapi di dada.

Untaian tali merah melingkari lehernya, sementara blangkon hitam menutupi rambutnya yang mulai memutih.

Ketika berdiri, seragam itu tampak semakin gagah dipadukan jarik batik coklat emas, lengkap dengan sarung tangan putih yang menjadi ciri komandan upacara.

KOMANDAN PRAJURIT KERATON - KRAT Rajono Yudonagoro, ketika diwawancarai TribunSolo
KOMANDAN PRAJURIT KERATON - KRAT Rajono Yudonagoro, ketika diwawancarai TribunSolo, pasca acara Kirab Jumenengan SISKS Pakubuwono (PB) XIV Hamangkunagoro di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (15/11/2025). Rajono merupakan Komandan Utama Prajurit Keraton Solo, yang dipercaya oleh raja untuk memimpin prajurit-prajurit Keraton Solo sejak awal dekade 2000-an.

Rajono, sapaannya menjadi sosok yang dipercaya oleh raja untuk memimpin prajurit-prajurit Keraton Solo sejak awal dekade 2000-an.

Seperti pada saat prosesi upacara adat Hajad Dalem Jumenengan Dalem Nata Binayangkare SISKS Pakubuwono (PB) XIV Hamangkunagoro pekan lalu, Rajono menjadi sosok yang cukup jadi sorotan.

Pria yang telah hidup lebih dari setengah abad tersebut berdiri di barisan paling depan pada saat kirab Jumenengan berlangsung.

Sembari membawa terompet, ia memimpin puluhan prajurit menjadi cucuk lampah atau penunjuk jalan dalam kirab Jumenengan.

Baca juga: Momen 2 Raja Keraton Solo Jumatan di Masjid Agung : Hangabehi Jalan Kaki, Purbaya Naik Pajero

Ternyata di balik jabatannya sebagai Komandan Utama Prajurit Keraton Solo, Rajono telah puluhan tahun mengabdi sebagai abdi dalem.

Rajono menceritakan bahwa dirinya masuk sebagai abdi dalem di bidang keprajuritan sejak masa kepemimpinan Pakubuwono (PB) XII. Saat itu dirinya masih menjadi siswa di Akademi Seni Gamelan (ASG).

“Saya kebetulan nyuwito di Keraton sejak tahun 1978 dikala ASG (Akademik Seni Gamelan) masih Sasono Mulyo,” ungkap Rajono, mengenang langkah pertamanya, kepada TribunSolo.com, Sabtu (15/11/2025).

Saat itu, keprajuritan Keraton Solo membutuhkan anggota baru yang mahir memainkan musik, terutama perkusi.

Dengan latar belakang pendidikan karawitan, Rajono muda—yang kala itu masih siswa ASG—memberanikan diri mendaftar.

Baca juga: Raja Keraton Solo yang Baru Harus Utus Ulama untuk Ambil Bunga Wijayakusuma di Nusakambangan

“Saya kan sekolah karawitan dan kebetulan berdekatan dengan keraton. Nah berhubung di musik saya bisa, jadi prajurit saya juga bisa. Terus saya langsung terjun ke prajurit,” lanjutnya.

Ia memulai dari bawah, bergabung di Kesatuan Bregodo, kelompok prajurit yang piawai memainkan alat musik perkusi.

Puluhan tahun kemudian, setelah mengabdi tanpa henti, ia naik menjadi pemimpin tertinggi barisan prajurit keraton.

"Kita tetap jadi anak buah dulu. Sejak dulu saya di bawah beberapa komandan utama yang berganti beberapa kali karena meninggal dunia. Ada Gusti Nendyo, Kanjeng Wiranto, terus Gusti Mul baru saya sekarang (jadi komandan)," ujarnya mengenang perjalanan panjang kepemimpinan yang ia lalui.

Setengah Abad Mengabdi

Berprofesi sebagai penabuh gamelan, Rajono pun mengaku sangat menikmati pengabdiannya sebagai prajurit Keraton Solo.

Bahkan di pergantian raja yang ke-14 tahun ini, Rajono telah mengabdi hampir setengah abad atau 47 tahun.

Ia pun juga baru diangkat sebagai komandan utama prajurit Keraton setelah mengabdi selama 26 tahun.

“Lama, saya jadi komandan baru tahun 2004 sampai sekarang,” jelasnya.

Baca juga: Empat Hari Setelah Naik Tahta, Pakubuwono XIV Keraton Solo Umumkan Bebadan Baru, Ini Daftarnya

Dalam berbagai upacara adat, termasuk kirab Jumenengan PB XIV pekan lalu, Rajono berdiri paling depan.

Dengan terompet di tangan, seragam lengkap, dan langkah mantap, ia memimpin puluhan prajurit menjadi cucuk lampah, penunjuk jalan dalam prosesi sakral.

Sudah setengah abad Rajono mengabdikan hidupnya pada Keraton Solo. Dan hingga kini, ia tetap berdiri di garis depan, menjaga marwah tradisi Mataram Islam yang tak lekang oleh zaman.

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved