Kisah Komandan Prajurit Keraton Solo
Tak Lagi Perang, Komandan Utama Prajurit Keraton Solo Beberkan Tugas Keprajuritan di era Modern!
Tak lagi masa perang Kerajaan, tugas prajurit atau pasukan tempur Keraton Kasunanan Solo pun juga ikut berubah.
Penulis: Andreas Chris Febrianto | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Ringkasan Berita:
- Komandan Utama Prajurit Keraton Solo, KRAT Rajono, menjelaskan bahwa tugas prajurit kini berfokus pada pengamanan dan pengaturan jalur kirab dalam prosesi adat.
- Prajurit berperan sebagai cucuk lampah, penunjuk jalan di depan iring-iringan keluarga dan abdi dalem.
- Prajurit hanya bertugas saat dipanggil raja, sementara di hari biasa mereka bekerja sesuai profesi masing-masing.
berikan 10 judul click bait yang menarik pembaca sesuai dengan lead paragraf tersebut. dari artikel ini, tolong buat rangkuman berita di bawah ini dalam 3 poin dengan total maksimal 500 karakter.
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Tak lagi masa perang Kerajaan, tugas prajurit atau pasukan tempur Keraton Kasunanan Solo pun juga ikut berubah.
Lantas apa tugas prajurit atau pasukan tempur Keraton Kasunanan Solo di era sekarang?
Komandan Utama Prajurit Keraton Solo, KRAT Rajono Yudonagoro S.Sn menjelaskan bahwa selain bertugas menjaga keamanan kawasan keraton, ada tugas lain yang kini diemban oleh para prajurit Keraton.
Rajono menjelaskan, tugas-tugas tersebut berkaitan dengan upacara adat kerajaan di mana di dalam prosesi tersebut juga menggelar kirab.
Kirab sendiri merupakan konvoi iring-iringan yang digelar oleh Keraton Solo dengan rute tertentu dan diikuti oleh para keluarga kerajaan, kerabat, maupun abdi dalem di momen-momen tertentu.
Seperti malam 1 Suro atau pergantian tahun Jawa maupun Jumenengan Dalem Nata Binayangkare SISKS Pakubuwono (PB) XIV Hamangkunagoro yang digelar akhir tahun lalu.
Baca juga: Cerita Rajono, Komandan Utama Prajurit Keraton Solo yang Sudah Mengabdi Setengah Abad Sejak PB XII
Dalam prosesi adat tersebut, Rajono menerangkan ada tugas khusus yang diberikan raja kepada para prajurit.
Tugas tersebut adalah menjadi pengaman rute sekaligus penunjuk jalan di sepanjang jalur kirab.
Dalam bahasa Jawa, tugas tersebut diistilahkan dengan sebutan Cucuk Lampah.
"Ya cucuk lampah Sinuhun, nanti kita di depan sendiri," ujar Rajono, kepada TribunSolo, Sabtu (15/11/2025).
Tugas tersebut diemban oleh semua prajurit dari semua kesatuan atau regu yang ada.
Baca juga: Momen 2 Raja Keraton Solo Jumatan di Masjid Agung : Hangabehi Jalan Kaki, Purbaya Naik Pajero
Namun demikian, Rajono juga menerangkan bahwa tidak ada patokan dalam hal jumlah prajurit yang harus bertugas untuk menjadi penunjuk jalan saat kirab digelar oleh Keraton Solo.
Hal itu tak lain karena status prajurit Keraton Solo berbeda dengan tentara biasanya.
Apabila tentara seperti TNI bertugas penuh selama masih menjadi anggota, prajurit Keraton justru kebalikannya.
Seperti dirinya, Rajono menerangkan bahwa prajurit Keraton bertugas hanya pada saat ada panggilan dari raja maupun pengurus keraton.
Dan apabila di hari-hari biasa, mereka bekerja sesuai profesi masing-masing seperti dirinya yang merupakan penabuh gamelan.
"Tidak pasti, kalau penuh absen itu bisa ada 16 sampai 20 satu regu. Kalau akhir pekan (acara kirabnya) bisa berkurang. Tapi rata-rata ya 10 (orang) lebih," ungkapnya.
(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/solo/foto/bank/originals/TUGAS-PRAJURIT-KERATON-Para-prajurit-Keraton-Kasunanan-Solo-saat-bertugas-dalam-acara-Jumenengan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.