Kuliner di Boyolali

Es Ubi Ungu di Pinggir Sawah Bandara Adi Soemarmo, Kudapan Lokal yang Disulap Jadi Minuman Kekinian

Dari ubi sederhana di tanah subur Boyolali, lahirlah minuman manis nan segar yang jadi favorit para pecinta jajanan segar

|
Penulis: Tri Widodo | Editor: Rifatun Nadhiroh
TRIBUNSOLO.COM/Tri Widodo
KULINER BOYOLALI - Es Ubi ungu di kedai She Teller barat Bandara Adi Soemarmo, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

TRIBUNSOLO.COM – Deru mesin pesawat sesekali terdengar di langit barat Bandara Adi Soemarmo, Boyolali. Namun, bukan hanya pesawat yang menjadi perhatian di kawasan itu.

Di tepi jalan pinggir sawah, sebuah kedai sederhana justru mampu menyedot keramaian.

Belasan orang tampak rela mengantre di depan warung kecil ber-spanduk “Kedai She Teler, Es Ubi”.

Dari balik meja, seorang perempuan terlihat sibuk menuang cairan kental berwarna ungu ke dalam cup plastik.

Kedai SHE TELER
Belasan orang tampak rela mengantre di depan warung kecil ber-spanduk “Kedai She Teler, Es Ubi” berlokasi di Ngresep, Kec. Ngemplak, Kabupaten Boyolali,.

Baca juga: Sejarah Makam Ki Ageng Sentono, Wisata Religi di Sambi Boyolali yang Masih Ramai Dikunjungi Peziarah

“Ini ubi ungu yang sudah dikukus lalu diblender,” tutur Wike Astri, pemilik kedai itu, sambil terus melayani pembeli.

Tak berhenti di situ, ia menambahkan es krim dan parutan keju, membuat tampilannya kian menggoda.

Dengan sentuhan kekinian, ubi ungu yang dikenal kaya antioksidan itu pun naik kelas menjadi minuman segar penuh warna.

Wike bercerita, ide membuat es ubi ungu ini muncul karena melimpahnya hasil bumi lokal.

“Di daerah sini, tanah sekitar Bandara itu subur banget. Banyak ubi ungu. Jadi insyaallah kita angkat potensi lokal itu biar polo pendem bisa jadi minuman yang oke,” ujarnya.

Ternyata, niat sederhana itu disambut antusias. Dalam sehari, ia bisa menghabiskan hingga 15 kilogram ubi ungu. Jumlah tersebut setara dengan sekitar 100 cup minuman yang ludes dibeli pembeli.

Di tengah derasnya tren kuliner kekinian, Wike berhasil membuktikan bahwa makanan tradisional pun bisa naik kelas.

Dari ubi sederhana di tanah subur Boyolali, lahirlah minuman manis nan segar yang jadi favorit para pecinta jajanan segar di sekitar bandara.

“Konsepnya sederhana. Menu tradisional kita bawa ke gaya Gen Z yang sekarang lagi senang jajan-jajan kekinian,” jelasnya.

Harga yang ditawarkan pun ramah kantong. Es ubi ungu dibanderol mulai Rp12 ribu. Selain itu, tersedia juga es dawet gemoy dengan harga Rp14 ribu untuk varian original, dan Rp21 ribu jika ditambah topping durian.

Baca juga: Sejarah Dibangunnya Patung Kuda Arjuna Wiwaha di Simpang Lima Boyolali, Habiskan Dana Rp 6 Miliar

Tak hanya tampil cantik, es ubi ungu ini juga dipercaya menyehatkan.

Ubi ungu dikenal kaya antioksidan yang baik untuk kesehatan jantung dan pencernaan. Rasanya pun membuat hati lebih riang.

“Kalau buat aku pribadi ini experience baru ya. Biasanya ubi ungu digoreng, dikukus, atau direbus. Nah ini disajikan dalam bentuk minuman kekinian. Rasanya enak, manisnya pas, enggak lebay. Paduan es krim sama ubinya nyatu banget,” kata Laura, salah satu pembeli.

Bukan hanya soal rasa, lokasi kedai ini juga punya daya tarik tersendiri.

Berada di pinggir sawah yang hijau, pengunjung bisa sekaligus menikmati suasana senja dengan bonus pemandangan pesawat yang hilir mudik di atas kepala.

“Iya, tempatnya enak banget. Alami, sejuk, terus bisa lihat pesawat juga. Jadi minum es sambil menikmati pemandangan sawah dan senja, suasananya dapet banget,” ujar Maharani, pengunjung lainnya.

Baca juga: Ada Jasa Nyuwun Tulung Mas di Wonogiri: Bisa Minta Tolong Antar Barang, Hingga Menemani ke IGD

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved