Peringatan Malam Satu Suro di Solo
Sebenarnya Bukan Nama Kerbau Itu Sendiri, Begini Asal Usul Nama Kebo Bule Kyai Slamet Keraton Solo
Salah satu ikon Kirab 1 Sura atau 1 Muharram di Kota Solo adalah adanya kebo bule keturunan Kerbau Kyai Slamet yang menjadi pembuka kirab
Penulis: Imam Saputro | Editor: Daryono
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Imam Saputro
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Salah satu ikon Kirab 1 Sura atau 1 Muharram di Kota Solo adalah adanya kebo bule keturunan Kerbau Kyai Slamet yang menjadi pembuka kirab pusaka Keraton Solo.
Namun sebenarnya, nama Kyai Slamet sendiri adalah nama salah satu pusaka keraton.
“Konon dahulu pusaka Kyai Slamet itu sewaktu dikirab si kebo bule ini selalu mengawal, mengikuti, sehingga lama-kelamaan si kebo ini juga diberi nama Kyai Slamet,” kata Sejarawan Universitas Sebelas Maret, Tundjung W Sutirto, Kamis (21/9/2017).
Baca: Fakta-fakta Seputar Kebo Bule Kyai Slamet Keraton Solo, dari yang Tak Masuk Akal hingga Tragis
Ia juga mengakui jika ada versi lain terkait penamaan kebo tersebut.
Hingga sekarang, kebo bule Keraton Surakarta yang memang merupakan hewan "klangenan" para raja Surakarta sejak Pakubuwono XII, menjadi lebih terkenal dibandingkan pusaka yang dikirab.
Tundjung menjelaskan, semua kagungan Dalem, istilah yang dimiliki Raja Kasunanan seperti pusaka termasuk kebo bule sebagai simbol kebudayaan pertanian dikirab.
“Kebo bule selalu diarak atau dikirab sebenarnya untuk menunjukkan supaya kita tetap diberi kemakmuran,” jelasnya.
Menurutnya, kerbau adalah lambang rakyat kecil terutama kaum petani.
Indonesia adalah negara agraris yang identik dengan kehidupan pertanian, yang tidak lepas dari binatang kerbau tersebut.
Baca: Di Balik Mitos Kotoran Kerbau Bule yang Diperebutkan dalam Kirab Malam 1 Muharram Keraton Solo
Diceritakan, kebo bule merupakan hadiah dari Bupati Ponorogo kepada Paku Buwono II.(*)