Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

OP Kemendag di Pasar Jongke Solo Diprotes Pedagang Daging karena Sebabkan Dagangan Tak Laku

Sehingga, lanjutnya, barang yang tidak laku ini dikembalikan kepada distributor, dan besok kembali kulakan daging ayam ras yang fresh.

Penulis: Garudea Prabawati | Editor: Daryono
TRIBUNSOLO.COM/GARUDEA PRABAWATI
Salah satu pedagang daging ayam ras di Pasar Jongke Surakarta 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Garudea Prabawati

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Operasi pasar (OP) daging yang diinisiasi Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan digelar di pasar tradisional Solo, satu diantaranya Pasar Jongke Solo, diprotes para pedagang.

Mereka menilai, kebijakan OP daging ayam itu tidak pas dan dan merugikan pedagang.

Satu diantara pedagang daging ayam ras Pasar Jongke Solo, Sri (38) mengaku, adanya OP daging ayam yang dilaksanakan Selasa (12/6/2018), membuat stok dagangannya tidak laku.

"Biasanya kalau siang gini sudah pada habis, tapi karena adanya OP, sisa banyak banget, hampir nggak laku," terangnya kepada Tribunsolo.com, saat ditemui di lapaknya, Selasa (12/6/2018).

Baca: Kemendag Jual Daging Ayam dengan Harga Rp 33 Ribu dalam OP di Solo, Ini Jadwal dan Tempatnya

Sehingga, lanjutnya, barang yang tidak laku ini dikembalikan kepada distributor, dan besok kembali kulakan daging ayam ras yang fresh.

Daging ayam ras miliknya tidak laku lantaran harga daging ayam dalam OP dijual dengan harga sangat rendah, yakni Rp 33 ribu per kilogram.

Sangat rendah, dibandingkan dengan miliknya yang dibanderol dengan harga Rp 40 ribu per kilogramnya.

Terlebih, harga dari distributor sudah tinggi, terutama hampir Lebaran 2018.

Pihaknya mengaku, kulakan Rp 29 ribu per kilogram untuk ayam hidup.

Dengan harga tersebut pihaknya menjual seharga Rp 40 ribu.

"Lha kalau kami menurunkan harga, atau katakanlah sama dengan harga OP daging ayam ya kami bangkrut," ujarnya.

Baca: Jelang Lebaran 2018, Harga Daging Ayam Ras di Pasar Gede Solo Melambung Tinggi

Maka dari itu pihaknya berharap kegiatan OP daging ayam dihentikan.

Senada dengan, Sri, Siti (48), pihaknya berujar stoknya sebanyak 2 Kwintal masih banyak yang belum laku.

"Maka dari itu sisa banyak sekali," terangnya.

Bahkan, karena OP tersebut, sekitar 50 pedagang berdemo.

Pihaknya berujar, sebetulnya tanpa ada OP, permintaan daging ayam ras tinggi di Pasar Jongke.

Pihaknya berharap ada kebijakan menurunkan harga daging ayam bagi penjual juga, jangan hanya menjual daging ayam dengan harga murah dalam OP saja, yang efeknya pedagang merugi. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved