Sopir Becak Korban Penipuan Eks Kades Sanggrahan Sukoharjo Berharap Sertifikatnya Kembali
Melalui jalur hukum yang ditempuh ini akhirnya muncul harapan sertifikat tempat tinggalnya akan dapat kembali.
Penulis: Eka Fitriani | Editor: Junianto Setyadi
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Eka Fitriani
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kasus AS, mantan Kepala Desa Sanggrahan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, yang tanpa izin menggadaikan sertifikat tanah milik seorang tukang becak, segera disidangkan di Pengadilan Negeri (PN) Sukoahrjo.
Sopir becak korban dugaan penipuan-penggelapan itu yakni Prawoto mengaku sangat berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah memperhatikan kasusnya.
Melalui jalur hukum yang ditempuh ini akhirnya muncul harapan sertifikat tempat tinggalnya akan dapat kembali.
Adapun harga jual tanah tersebut diperkirakan Rp 300 juta.

• Diduga Gelapkan Sertifikat, Mantan Kades Sanggrahan Sukoharjo Ini Dilaporkan Sopir Becak ke Polisi
Kepada TribunSolo.com, Prawoto mengatakan, sebelum ini dirinya hanya bisa pasrah menerima keadaan.
"Saya sangat berterima kasih kepada orang-orang yang membantu saya selama ini," katanya, Minggu (20/1/2019) siang.
"Bagaimana jadinya jika saya tidak dibantu dari kantor bantuan hukum," katanya.
Diberitakan TribunSolo.com sebelumnya, pada 2008 silam, Prawoto meminjam Rp 400 ribu kepada AS yang saat itu menjabat Kades Sanggrahan, dengan jaminan sertifikat tanah HM No.3486 seluas 115 meter persegi.
• Kades Sanggrahan Grogol Dilaporkan ke Kejari Sukoharjo, Diduga Sewakan Tanah Kas Desa Dibuat Pabrik
Lalu, pada 2011 Prawoto melunasi utangnya kepada AS.
Namun, sertifikat jaminannya ditahan dengan alasan aman disimpan AS.
Sampai kemudian AS pindah ke Wonogiri, sertifikat itu tidak dikembalikan.
Hingga akhirnya terungkap, AS ternyata menggadaikan sertifikat tersebut ke orang lain dengan nilai pinjaman Rp 20 juta.
• Danrem 074/Warastratama Solo Tinjau Pembangunan Embung di Kemalang Klaten Dekat Pesanggrahan PB X
Adapun Prawoto sejak beberapa waktu lalu mendapat bantuan hukum dari Sambuana Jaya Law Firm.
"Saya awalnya sudah pasrah, tidak bisa berbuat banyak," ujar dia.