Tahun 2019, Banyak Industri Tertarik Ekspansi ke Sragen, Nilai Investasinya Capai Rp 3,2 Triliun
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen, Jawa Tengah terus melebarkan potensi wilayah yang dapat dikembangkan untuk sektor industri.
Penulis: Garudea Prabawati | Editor: Fachri Sakti Nugroho
Laporan Wartawan Tribunsolo.com, Garudea Prabawati
TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen, Jawa Tengah terus melebarkan potensi wilayah yang dapat dikembangkan untuk sektor industri.
Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sragen Yusep Wahyudi.
Pihaknya mengatakan saat ini sudah ada terdapat hampir 10 perusahaan yang tertarik berekspansi ke Sragen.
"Dengan totalan nilai investasi Rp 3,2 Triliun," katanya kepada Trubunsolo.com, Selasa (23/4/2019).
• Erick Thohir: Pembangunan Insfastruktur Tumbuhkan Ekonomi dan Pariwisata di Sukoharjo dan Sragen
Kebanyakan sektornya adalah Tekstil Produk Tekstil (TPT), kemudian Industri alat kesehatan, industri pertanian, dan beberapa yang masuk industri kecil.
Faktornya pun juga beragam, selain ketersediaan lahan, juga Sumber Data Manusia (SDM) yang berkualitas upah minimum Kabupaten Sargen masih terjangkau.
Pihaknya juga berujar, Pemkab Sragen terus melebarkan potensi wilayah yang bisa untuk pengembangan industri.
Antara lain di daerah barat Sragen, dari Gemolong hingga Sumberlawang, titik -titik tersebut dibidik menjadi daerah baru pengembangan industri.
Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sragen Untung Sugiharto berujar selain faktor-faktor penunjang investor yang telah disebutkan di atas, lancarnya ketersediaan listrik juga sangat berpengaruh.
"Ketersedian listrik ini sangat penting bagi operasional industri, sehingga menjadi perhitungan tersendiri," imbuhnya.
• Sambangi Petani di Sragen, Jokowi: Berpuluh Tahun Jemur Padi di Pelataran, Masa Gak Ingin Berubah?
Di sisi lain dengan adanya Program Diskon PLN luar waktu beban puncak (LWBP) PT PLN (Persero) sebesar 30 persen, pihaknya sangat mengapresiasi karena menurutnya dapat terus memacu produksi industri.
Pihaknya menyebut, tentunya Cost Industri akan lebih kecil, sehingga efektif dan menguntungkan perusahaan.
Terutama di sektor manufaktur yang membutuhkan banyak energi listrik. (*)