"Kekisruhan yang skrang terjadi, antara lain, disebabkan jg oleh kurang antisipatifnya KPU dlm penanganan IT sehingga terkesan kurang profesional.
Masak, salah input data sampai di 9 daerah?
Masak dlm 3 hari baru terinput 5%?
Penghitung swasta/perseorangan sj sdh lbh di atas 50%," imbuhnya.
Menurut Mahfud, kondisi yang telanjur kisruh ini pun memunculkan banyak spekulasi negatif kepada KPU.
Hal ini yang akhirnya membuat kondisi pasca-Pemilu 2019 semakin panas.
• Petugas KPPS yang Meninggal Dunia Tak Disertai Asuransi Jiwa, Anggota KPU akan Urunan Dana
Muncul kecurigaan hingga anggapan KPU yang tidak netral.
"Keadaan spt ini menimbulkan bnyk spekulasi negatif dan semakin memperpanas suasana.
Ada yg curiga, KPU kesusupan orang IT yg tidak netral.
KPU hrs memastikan bhw awak IT-nya benar2 profesional dan netral.
Bawaslu dan civil society hrs diberi akses yg luas utk langsung mengawasi," tulis Mahfud.
Sempat menyampaikan kritik langsung untuk KPU, Mahfud pun kini memuji kinerja KPU.
Mahfud menyebut ada kemajuan usai ia melontarkan kritikannya.
Hingga Senin (22/4/2019), input data yang dilakukan KPU sudah mulai lancar.
• Sandiaga Akan Jadi Wagub DKI Jakarta Lagi Jika Kalah Pilpres? Ini Penjelasan Gerindra DKI
Mahfud juga telah mengetahui penyebab di balik lambannya input data oleh KPU.