Peringatan Malam Satu Suro di Solo
Fakta-fakta Seputar Kebo Bule Kyai Slamet Keraton Solo, dari yang Tak Masuk Akal hingga Tragis
Karena itu. saat dikirab pada malam 1 Suro, sebagaian masyarakat berupaya menyentuh kebo bule dan mengambil kotorannya.
Penulis: Daryono | Editor: Daryono
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Daryono
TRIBUNSOLO.COM - Sebanyak tujuh ekor kebo (kerbau) bule keturunan Kyai Slamet akan dikirab bersama pusaka-pusaka pada, Minggu (2/10) tengah malam nanti atau Senin (3/2) dini hari.
Kirab tersebut sebagai peringatan pergantian malam tahun baru Islam atau malam 1 Suro penanggalan Jawa.
BACA JUGA: Menelisik Kebo Bule Kyai Slamet, Hewan Sentral dalam Kirab Malam 1 Sura di Solo
Tahun ini, 1 Suro versi hitungan Keraton Surakarta jatuh pada Senin (3/10), berbeda dengan kalender nasional yang jatuh pada Minggu (2/10).
Kirab malam 1 Suro memang tidak terlepas dari Kebo Bule Kyai Slamet.
Kebo Bule Kyai Slamet memiliki sejarah panjang yang mengandung banyak hal unik, tak masuk akal.
TribunSolo.com merangkum fakta-fakta tentang Kebo Bule Kyai Slamet dari berbagai sumber:
1. Waktu pelaksanaan kirab malam 1 Suro bergantung pada 'kemauan' Kebo bule.
Waktu pelaksanaan upacara untuk memperingati malam 1 Suro dilangsungkan pada tengah malam.
Namun tepatnya disesuikan dengan kemauan kebo bule kapan mau keluar kandang.
Terkadang kebo bule baru mau keluar kandang setelah pukul 01.00 dini hari.
TRIBUNJATENG/SUHARNO
Kebo bule biasanya berjalan keluar sendiri menuju halaman keraton tanpa digiring.
Jika kebo bule tak mau jalan makan kirab pun belum dilaksanakan.
2. Sebagaian masyarakat percaya kotoran (tlethong), air jamasan dan bersentuhan dengan kebo bule membawa berkah.
Anda boleh percaya dan juga tidak.
Berebut kotoran kebu bule
DOK.Tempatwisatadaerah.blogspot.co.id
Namun, sebagian masyarakat percaya menyentuh, mengambil air jamasan bahkan kotoran kebo bule saat kirab malam 1 Suro dianggap membawa berkah.
Karena itu. saat dikirab pada malam 1 Suro, sebagaian masyarakat berupaya menyentuh kebo bule dan mengambil kotorannya.
3. Satu kebo bule pernah ditombak dan kemudian mati di tahun 2014
Seekor kebo bule keturunan Kyai Slamet yang menjadi salah satu pusaka Keraton Kasunanan Surakarta, bernama Kyai Bodong bernasib tragis, mati pada hari Selasa (4/11/2014) pada pukul 18.30 WIB.
Kerbau bule trah Kyai Slamet (Pusaka Keraton Solo) meninggal setelah ditusuk tombak orang tak dikenal di Solo Baru. Kerbau pusaka Keraton Solo itu dimakamkan di Solo, Rabu (5/11/2014
TRIBUNJATENG/SUHARNO
Adik ipar Raja Keraton Kasunanan Surakarta KRMH Satryo Hadinagoro menuturkan meninggalnya Kyai Bodong karena ditombak di Taman Seruni, Solo Baru, Sukoharjo pada pertengahan Oktober 2014 atau sebelum kirab satu suro di tahun itu.
Pelaku seperti sengaja menombak ke perut bagian kiri dan pangkal kaki depan sebelah kanan yang membuat luka sedalam 10 centi meter.
"Kerbau-kerbau ini memang kerap dilepas untuk berjalan-jalan, dan saat berada di Solo Baru di tombak oleh orang tidak bertanggung jawab menggunakan tombak besi berkarat," ujar Satrio saat ditemui di Sitingil Alun-Alun Kidul, Selasa (4/11/2014).
Usai dikabarkan mati, Satrio menambahkan Kebo Kyai Bodong langsung dibawa dari Solo Baru menuju ke Sitinggil Alun-alun Kidul Keraton Surakarta.
Usai dibawa ke Sitinggil Kidul, Kyai Bodong langsung dikubur di sekitaran Sitingil Kidul.
Kyai Bodong matil berumur 65 tahun dan meninggalkan sembilan Kebo keturunan Kyai Slamet lainnya.
"Usia dapat dilihat dari garis di tanduknya. Satu garis menandakan lima tahun usianya, dan Kyai Bodong ini merupakan Kebo yang memiliki bodi yang besar dan gagah," tandasnya.
3. Pawang Kebo Bule Meninggal karena gantung diri di tahun 2012
Utomo Gunadi (61), pawang kebo bule milik keraton Surakarta, tewas gantung diri, Minggu, 10 Juni 2012 pukul 06.00 pagi.
Warga yang sedang berolahraga pun heboh dan segera bergegas melihat jasad Babe, panggilan akrab Utomo Gunadi, yang tergantung di pohon beringin di Alun-alun Selatan Solo tersebut.
Kematian sang pawang diduga karena sakit stroke yang dideritanya.
Kebo bule di kandangnya Alun-alun Selatan Keraton Kasunanan Surakarta
TRIBUNSOLO.COM/LABIB ZAMANI
Menurut kepala paguyubuan pedagang kaki lima Alun-alun Selatan Solo, Rudy, akhir-akhir ini Babe memang terlihat pendiam. Pada Sabtu (9/6/2012) malam, lanjut Rudy, Babe yang hanya mengangguk saat disapa kala sedang menutup kandang kerbau.
"Memang, tidak seperti biasanya Babe selalu menjawab saat disapa.
Namun, beberapa hari terakhir ini dirinya tampak pendiam," kata Rudy.
Seperti diketahui Rudy, sosok Babe selalu muncul saat peringatan Malam Satu Suro yang digelar Keraton Surakarta, terutama pada saat arak-arakan kebo bule Kyai Slamet.
Tak heran, kematian Babe pun meninggalkan tanda tanya.(Kompas.com/kerajaannusantara.com/tribunnews)