Geger Keraton Surakarta
Wali Kota Solo Ungkap Peran Polisi yang Melakukan Pengamanan di Area Keraton
Sebab, pemerintah menganggap prosesi jumenengan merupakan cagar budaya yang harus dilestarikan.
Penulis: Facundo Crysnha Pradipha | Editor: Hanang Yuwono
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Chrysnha Pradipha
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, menyebut Keraton Solo sata ini tengah mempersiapkan peringatan naik tahta raja atau jumenengan Paku Buwono (PB) XIII.
Pengamanan yang dilakukan petugas polisi di area keraton semata sebagai peran pemerintah ikut andil memeriahkan jumenengan.
Sebab, pemerintah menganggap prosesi jumenengan merupakan cagar budaya yang harus dilestarikan.
Pasalnya, selama empat tahun belakangan, jumenengan raja terselenggara di dua tempat berbeda.
Yakni di kediaman PB XIII terpisah dari area keraton dan jumenengan Bhedaya Ketawang tanpa raja di area Keraton Sasana Sewaka oleh Lembaga Dewan Adat (LDA).
Rudy, sapaan akrab Wali Kota Solo, mengatakan masalah internal keluarga agar diselesaikan setelah jumenengan 22 April 2017 mendatang.
"Tanggal 22 April 2017 (resmi) Sinuhun (PB XIII) jumenengan dengan (tari sakral) Bhedawa Ketawang (di Sasana Sewaka)," ujarnya kepada wartawan Selasa (18/4/2017) pagi.
Terkait pengamanan ketat dari polisi, Rudy menyebut hal itu sebagai peran pemerintah menjaga cagar budaya.
"Bukan pengosongan, keraton adalah cagar budaya, cagar budaya adalah aset negara yang harus dijaga, maka pengamanan oleh polisi sebagai wujud pemerintah menjaga cagar budaya yang akan melangsungkan jumenengan raja," tuturnya.
Rudy lantas menambahkan jika pemkot ditunjuk ikut ambil andil menjadi panitia jumenengan, Sabtu nanti.
"Pemkot menjadi panitia tergantung Sinuhun nanti menunjuk siapa," ujar Rudy.
Selanjutnya pihaknya akan berkoordinasi dengan keluarga keraton untuk membahas acara jumenengan lebih jauh. (*)