Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kisah Soekarno Kecil Dapat Bingkisan Lebaran Isi Petasan, Tak Bisa Ia Lupakan hingga Akhir Hayat

Soekarno lantas menceritakan bagaimana dia harus menghabiskan Lebaran di kamar sempit semasa kecilnya.

Penulis: Hanang Yuwono | Editor: Hanang Yuwono
ISTIMEWA
Soekarno dan petasan 

TRIBUNSOLO.COM -- Hari ini, umat Muslim Tanah Air bersuka cita merayakan hari raya Idulfitri atau biasa disebut Lebaran.

Berbagai macam hidangan tersaji di atas meja makan, berpadu dengan harumnya pakaian yang baru dibeli dari toko.

Semua saling bersalaman, bermaafan sebagai tanda kembali ke fitrah.

Tapi tidak semua orang bisa melewati semua momen ini dengan indah, baik di masa lampau atau sekarang.

Salah satunya adalah Presiden Pertama RI, Soekarno, yang sempat merasakan pahit-manisnya merayakan Lebaran.

Soekarno
Soekarno (ISTIMEWA)

Seperti kita ketahui bersama, meski berdarah ningrat, orang tua Soekarno nyatanya berasal dari keluarga sederhana.

Sang ayah, R Soekeni merupakan pekerja biasa.

Sedangkan ibu Soekarno, Nyoman Rai Srimben adalah perempuan ningrat Bali, namun ia terusir dari lingkungan keluarganya.

Rai Srimben harus melepas status keningratannya karena menikah dengan Soekeni.

Pernikahan mereka kala itu dianggap tabu, pasalnya berdua beda keyakinan.

Ayah kandung Soekarno itu adalah Muslim, sementara Srimben menganut keyakinan Hindu.

Sebab diputus status kekerabatannya, mereka sekeluarga harus hidup dalam kesederhanaan.

Ada pula kisah ketika Soekarno hidup sangat kekurangan, yang mana gaji Soekeni sebagai guru tak mencukupi kebutuhan harian keluarganya.

Beruntungnya keluarga Soekarno,karena masih ada kerabat yang mau menolong.

Kerabat itu berasal dari pihak keluarga Srimben di Singaraja.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved