Tahun Baru Islam
Jadi Pantangan, Inilah Satu hal yang Harus Dihindari Selama Bulan Muharram di Tahun Baru Islam
Di antara banyaknya amalan-amalan mengundang pahala di bulan Muharram, ternyata ada juga pantangannya.
Penulis: Delta Lidina | Editor: Junianto Setyadi
(Delta Lidina/TribunStyle.com)
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Tahun baru islam 1 Muharram 1440 Hijriyah jatuh pada Selasa (11/9/2018).
Bulan di tahun yang baru ini menjadi sangat istimewa bagi umat Islam.
Banyak amalan-amalan yang dianjurkan untuk dilakukan di bulan yang penuh pahala ini.
Muharram masuk dalam jajaran bulan-bulan yang dimuliakan Allah, selain Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Rajab.
• Peringati Tahun Baru Islam 1 Muharram 1440 H, BPBD Jateng Sambangi Relawan di Karanganyar
Setidaknya ada 10 amalan yang hendaknya diperbanyak melakukannya selama bulan Muharram.
Kesepuluh amalan tersebut adalah:
- Melakukan salat
- Puasa
-
• 700 Lebih Aparat Siap Amankan Kirab Pusaka 1 Suro Keraton Kasunanan Surakarta
- Memakai celak mata
- Sedekah
- Menyambung silaturahmi
- Menjenguk orang sakit
-
• Ikut Rayakan Selapanan Cucu Presiden Jokowi, Sekjen RNJ2P Doakan Sedah Mirah Kelak Jadi Pemimpin
- Berziarah
- Memotong kuku
- Mengusap kepala anak yatim
- Membaca surat Al-Ikhlas sebanyak 1000 kali
-
• Pimpinan PCNU Solo Anjurkan Umat Muslim Lakukan Amalan Baik saat Tahun Baru Islam
Di antara banyaknya amalan-amalan mengundang pahala tersebut, ternyata ada juga pantangannya.
Menurut Ro'is Suriah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (WCNU) Solo, Agus Himawan, bulan Muharram adalah bulan yang tidak boleh untuk berperang.
"Bulan yang dimuliakan oleh Allah ini maksudnya adalah bulan yang tidak boleh orang islam untuk berperang, harus damai," jelas Agus saat ditemui wartawan TribunSolo.com di SMA Al-Muayyad Surakarta, Senin (10/9/2018).
Lantas dilarang berperang dalam hal apa jika diterapkan di zaman modern seperti sekarang ini?
• Tiga Amalan di Tahun Baru Islam 1 Muharram 1440 H, Hapus Dosa Setahun Lalu
Agus menjelaskan lebih lanjut, jika harus memerangi hawa nafsu yang bisa saja mendominasi diri.
"Kita berperang terhadap nafsu, ego, dan nafsu kebinatangan kita harus bisa lebih dikendalikan."
"Kita adalah manusia, sisi kemanusiaannya harus muncul dan harus bisa memanusiakan manusia siapa pun orangnya, apapun agamanya," terang Agus.
Namun bukan berarti hal-hal buruk tersebut boleh dilakukan selepas bulan Muharram.
Momentum Muharram ini sebaiknya digunakan untuk memunculkan persaudaraan dan perdamaian nasional. (*)